Trauma Code Heroes Call(Dokter Tantrum-cepat bertindak.)

Tau drama ini dari webtoon. Gue baca webtonnya, dan dari balon-balon katanya, itu gue malah bukan kaya kesannya baca komik, tapi kaya baca buku kedokteran versi Manhwa.

Dan di sini gue mau bahas ceritanya, yang buat mikir   dokter itu sebenarnya harus gini, gak banyak bacot. Gak kaya dokter-dokter yang pernah gue temuin, pas kecelakaan bukan malah tuntas bersihin gusi gua pas berdarah, akibat kecelakaan. Tapi malah ngurusin pasien lain, yang katanya orang penting.

Tapi untung saja, ada dokter yang menyarankan untuk rawat rutin. Oke, tanpa basa-basi, gue akan ngereview drama kedokteran dari negara Korea Selatan.

Sebenarnya drama kedokteran yang bagus banyak. Ada Hospital Playlist, Good Doctor, Ghost Doctor, dan masih banyak yang lainnya. Tapi pernah gak sih nonton drama kedokteran, gak hanya menampilkan adegan operasi semu doang, tapi juga menunjukan visual di mana titik-titik sumber penyakit?

Drama inilah contohnya.

Bercerita tentang seorang dokter yang Baek Kang Hyuk, yang mana ia ditugaskan kembali ke Korea, sebagai dokter bedah trauma disebuah rumah sakit.

Bedah trauma itu, kalau gue cari digoogle semacam unit yang dimana tempat operasi pasien, yang mengalami kecelakaan berat.

Kalau dalam webtoon, dia tidak ditunjukan bahwa dia pulang dari luar negeri. Namun kalau dalam drama dia baru pulang dari Afganistan. Gue kira, dia kaya bertugas di Palestina. Karena beberapa film atau drama produksi netflix, ada pro Palestina.

Nah, dia itu disuruh pulang sama bu Menkes ceritanya. Bu Menkes ini kecewa sama beberapa rumah sakit, yang menganggap remeh bedah Trauma, yang statusnya itu kaya unit Emergency doang. Padahal itu juga penting. Dalam ceritanya, angka kematiannya banyak banget. 

Tak hanya itu, yang bekerja dalam bedah tersebut, hanya satu dokter.  Dan dokternya pingsan akibat kelelahan. Menkes ini, udah mencoba memberikan donasi sebesar 10 Milyar won. Tapi, kemana dana tersebut? 

Lanjut ada scene, di mana salah satu dokter yang gantengnya menembus layar laptop gue. Sumpah, gue gak nyadar kalau dia itu adalah pemeran utama Princess Hours. Tapi gue suka pas dia udah umur 40 tahun lebih. Ju Ji Hoon, yang meranin dokter Baek Kang Hyuk.

Kalau dalam webtoon model rambutnya gak begitu. Tapi, aktingnya gak mengecewakan sih. Lantaran perangainya sama kaya di webtoon. Emosian, ngamuk-ngamuk, tapi dia punya empati. Biasanya orang-orang yang suka naik darah gini, punya rasa kasih sayang yang tinggi.

Nah, dalam ruang tunggu, dia itu sedang makan sandwich. Sambil makan, dia melihat ada seorang dokter muda yang berlarian menuju ke sebuah unit. Dokter Baek, yang sedang makan penasaran dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Diruangan tersebut, rupanya ada seorang pasien tertusuk pisau, yang lukanya itu menyebabkan ada masalah ditemponade jantungnya. Membiru guys.  Ada dokter, namanya Yang Jae Won mencoba mengambil cairan, yang menyebabkan dada membiru tersebut. Tapi dia gak berani dan ragu-ragu, saat dia hendak menyuntikkannya. Hingga dia terkejut saat ada yang menarik pisaunya. Dokter Yang kaget, dan orang tersebut mengambil jarum dan alat lainnya( gue gak tahu nama istilah medisnya) kemudian jarum suntik tersebut disuntikan, dan darah kotor yang ada di sana berhasil diambil.

Jujur, gue nonton scene  itu berasa ikut belajar juga coy. Karena ditampilkan bentuk visual, dimana seharusnya posisi jarum suntik, saat hendak diambil sampel darahnya. Ini drama sangat gila, daripada kedokteran lain.

TERINSPIRASI DARI KISAH NYATA.

Katanya, orang seperti dokter Baek ini ada versi nyatanya. Namanya itu Dokter Lee, yang usianya 50 tahun lebih. Dan dokter tersebut katanya (gue gak tahu juga ya), namun berdasarkan riwayat dia emang emosian, namun kerjanya becus cuy. 

Dia itu misalnya kalau ada konfrensi atau ada acara ditelevisi, dia lebih mementingkan keselamatan pasien, dibandingkan dengan acara yang dia datangi. Kesannya kaya gak sopan ya. Tapi dia tahu posisinya sebagai dokter.

Dia itu pernah menyelamatkan seorang kapten, dan mirip sama ceritanya di sini.  Dia dulunya adalah dokter yang bekerja disebuah rumah sakit Universitas. Gue lupa namanya. Tapi dia keluar karena ada bentrok sama kepala rumah sakit. Yah, mirip sama cerita di sini.

Yang paling kontras kemiripannya antara dokter Baek dan dokter Lee, mereka itu pergi menggunakan helicopter. Gue gak tahu, berapa banyak biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi drama ini. Dan konon katanya, sebelum drama ini diproduksi, mereka melibatkan para dokter ahli. Yah, agak mirip prosesnya sama yang memproduksi film interstellar yang ahli dalam fisika, dan ilmu perbintangan. Di mana sebelum film itu diproduksi, bagaimana bentuk dunia blackhole dan jumlah dimensi dalam tessarack.

Meskipun biaya produksinya mahal, namun semuanya sebanding bahkan melebihi ekspetasi, di mana drama ini menjadi top global diberbagai negara. Korea, kalau membuat drama atau film dari adaptasi novel sama komik emang seniat itu cuy.

Beberapa drama yang niat banyak. Tapi nantilah, gue sebutkan.

Dokter Lee ini prestasinya banyak. Gue pernah baca dibeberapa sumber, dia diangkat menjadi letnan. Dan dia bekerja dibagian kedokteran angkatan bersenjata.

VISUAL OPERASI YANG DIPERLIHATKAN JELAS.

Pada episode ke dua, Dokter Yang(kalau dokter Baek manggilnya si Sillit) dan Dokter Baek, itu terjun bebas dari helicopter menuju kebawah dengan menggunakan tali pengaman. Ada adegan, dimana pasien tidak sadarkan diri.  

Gue nonton drama ini, kaya nonton drama sekaligus ngelihat tutorial operasi lewat channel youtube. 

Di episode satu, saat semua perawat dan dokter magang panik, karena semua dokter pada punya jadwal operasi. Dokter Yang (alias anus-si silllit),  melakukan proses namanya XIPhoid. Tapi karena dokternya ragu, akhirnya dokter Baek datang dengan mengarahkan jarum suntik 45 drajat ( dalam drama begitu). Nah visual 5D kali, karena kualitas animasinya nyata banget, kaya asli. Itu diperlihatkan bagaimana kondisi jantung yang mengalami pendarahan.

(Maaf ya, karena gue anak seni. Jadi gue menilai secara seni. Gue masih awam masalah pembedahan medis.)

Ada adegan mengenai proses operasi Papidelma, dimana ada terjadi kelainan pada paru-paru. Di situ diperlihatkan bagaimana kondisi tubuh pasien, yang mengalami udaranya gak keluar dari paru-paru. Kalau dalam dramanya disebut pneumotoraks. Jadi paru-parunya kaya collapse gitu coy. Udaranya masuk ke pleura gitu.

Jadi dilakukanlah namanya Centesis oleh dokter Baek, kepada pasien Damkar, diatas jurang. Udara dalam paru-parunya dikeluarin. Dan pada saat dilakukan, visual effeck dalam drama tersebut, memperlihatkan dengan 5D, bagaimana kondisi organ tubuh ketika mengalami hal tersebut. Jadi drama ini beda daripada drama kedokteran yang lain. Ini jauh lebih detail, dari unsur grafis.

Banyak orang yang jijik. Tapi gue malah menikmati adegan itu, sekaligus mempelajari detail-detail dari apa yang terjadi dalam organ tubuh kita. 

Kita nonton sambil melihat ketampanan Om Ju Ji Hoon, sembari memberikan ilmu medis, lewat drama bergenre medis dan thriller ini.

KRITISI KELAKUAN DOKTER.

Ini drama ada unsur politiknya juga. Di mana ada banyak dokter, yang masih dibutakan oleh uang dan asal kerja, yang penting bisa istirahat. Gue perhatikan dokter ini gak ada jam istirahatnya.

Serta banyak dokter yang hanya mengandalkan kenyamanan pribadi. Kalau gak salah di episode 2, dokter anestasi melakukan kesalahan besar. Lalu digantikan ahli anestasi yang lain, karena pasien dalam ceritanya itu mengalami robek jantung.

Yah agak mirip juga ada yang gue alami waktu pas di UGD. Cuman Tuhan Maha adil. Untung saja dokter yang ngerawat gue, tampan-tampan. Jadi cepat sembuh. 

Di sini dokternya malah banyak yang hanya ngebacot doang, kecuali dia. Paling kocaknya Han Yu Rim, yang kerjanya hanya mengomentari dokter Baek. Tapi untung aja dia jadi bestie pada akhirnya, lantaran anaknya dioperasi sama dokter Baek, karena kecelakaan.

Mereka malah mentingin nama baik,  keuangan rumah sakit, daripada kepentingan pasien. Sebenarnya kelakuan-kelakuan para dokter pernah dikritisi juga, dari film negara lain.

Pernah gue nonton film India, yang mengkritisi kelakuan dokter, dimana keluarga pasien tersebut, sudah memberikan resep kepada dokter berdasarkan sesuai yang diperlukan. Tapi obatnya malah di opor-opor balik lagi ke apotik. 

Tak hanya itu saja, kasus nyeleneh para dokter banyak. Kalau dinegara kita, pasien BPJS sering operasinya di undur-undur. Kaya teman gue, waktu operasi pengangkatan benjolan pada Payudara. Katanya sekarang, terus besok, terus siang, malam. Dan teman gue juga gak dapat perawatan yang layak.

Tak hanya itu saja, banyak kasus asusila yang pelakunya dokter bahkan terakhir gue lihat berita, ada perawat atau dokter yang jadi penjahat kelamin.

Dalam drama ini, kasusnya betapa pelitnya pihak rumah sakit. Padahal anggaran 10 Milyar. Kurang dana apalagi? Dan kasus korban kecelakaan kaya di anggap kacang aja di sini.

Itulah mengapa dokternya sering tantrum.

Inilah pendapat gue, tentang drama ini. 


Komentar