TURNING RED (FANTASI DALAM REALITA)


Turning Red Review.

Halo guys, kali ini gue ingin ngereview sekaligus memberikan tanggapan terkait dengan film animasi yang satu ini. Karena jalan ceritanya menarik. Menurut gue ini adalah cerita fantasi yang ringan dan gak membuat orang banyak mikir. Menyulut emosi dan juga ada sedikit rasa sedihnya guys.

Sinopsis singkat

Bercerita seorang gadis remaja yang bernama Meilin Lee yang sedang menikmati masa remaja awalnya, bersama dengan ke-4 kawannya. Meilin ini dia terkenal dengan anak yang pintar dengan berbagai macam aspek. Saking pintarnya, bahkan ada yang guru mengatakan dia ini rada narsistik. Dia selalu mendapatkan nilai yang sempurna. Bisa dikatakan dia selalu mendapat nilai A. Sehingga orangtuanya ini selalu berharap lebih kepada dia agar dia ini menjadi sarjana. Dia ini nurut kata orangtuanya. Bahkan, 3 kawannya ini pernah mengajak untuk pergi karaoke bareng abis ngeliat si DEVON. DEVON ini adalah cowok ganteng idaman teman-temannya. Namun kata si Meiling cowok itu gak ganteng. Gantengan cowok-cowok yang ada disalah satu poster, sebut saja 4town. 4 town  kaya boyband didunia nyata macam Westlife atau BTS-lah gitu. Soalnya dikarakter 4 town ini ada pula karakternya yang namanya ini hampir sama dengan BTS. Kalau BTS ada TAE HYUNG kalau versi disney namanya TAE YOUNG. Ya... kaya cewek jaman sekarang, pada saat Meilin nunjukin poster boyband 4 town, kawannya ini kaya skeptis gitu. Mereka mengaku kalau 4TOWN ini emang ganteng, hanya saja tiket konsernya mahal banget. Pas 3 kawannya nongkrong bareng, Meilin ini panik. Soalnya, maknya si Meilin ini ketat banget. Makanya dia bikin alasan agar dia gak ikut yaitu dia harus jaga kuil. Disini emaknya Meilin ini bekerja sebagai penjaga kuil Cina. Makanya disini Meilin tergesa-gesa buat gak ikut. Padahal sebenarnya dia pengen banget. Sesampainya dirumah, Meilin ini melakukan rutinitas biasa dimana sebelum bekerja dia sembahyang di kuil dengan memuja salah satu dewi yaitu SUN YEE. Lalu setelahnya dia baru membantu membersihkan kuil kemudian dia membuka pengunjung baru.

FANTASI DAN REALITA.

Kalau dilihat atau ditonton dengan seksama, ini seperti film fantasi kontemporer pada umumnya. Namun kalau kalian nonton baik-baik, jadi si Meilin ini gak enak coy. Ada scene dimana si Meiling iseng-iseng ngegambar pada saat dia belajar, terus emaknya masuk bawa makanan. Mailin ini boro-boro naik kekasur. Tapi sialnya buku yang dia gambar jatuh dibawah tempat tidur. Dan dia tidak bisa mengambil buku tersebut. Maknya langsung menaruh buku si Meilin yang jatuh dan lebih gawatnya lagi, emaknya Meilin meriksa buku anaknya yang isinya itu isi halusinasinya Meiling tentang cowok ganteng. Dimana si Meilin ini ngengambarin cowok ganteng ini seperti pangeran duyung bahkan isi gambarnya parah cuy. Habis ngeliat isi bukunya si Meilin, ini adalah suatu scene klimaks awal. Dia menyangka si Meilin ini jatuh cinta sama si Devon. Sampai-sampai maknya datang ke minimarket tersebut. Meilin sebenarnya udah mencegah maknya datang kesana. Karena apa yang digambar si Meilin bukanlah Devon. Melainkan murni hasil imajinasi dari si Meilin sendiri. Yah, kaya gue jaman smp dulu. Gue waktu itu juga pernah kaya si Meilin. Tepatnya waktu zaman Boys Before Flowers. Gue sering gambar wajah kim beom dalam versi kartun. Cuman, walau ketahuan mak gua podo ae gak kayak emaknya si Meilin yang kesannya ketat banget sama anak. Akhirnya jadi Toxict parents. Sehingga Meilin ini dituntut harus sempurna tanpa celah. Maknya Meilin ini tuh menunjukan gambarnya si Meilin didepan  semua pengunjung minimarket sampai diliatin sama kawannya yang cowok, si gigi kawat itu. Hingga akhirnya Meilin malu total akibat kelakuan ibunya. 

Gue gak ngerti sama emaknya Meilin Lee ini. Karena dia disini sih Meilin ini tidak boleh menikmati masa remajanya. Bahkan sampai dikatawain sama sih gigi kawan Tyler. Meilin ini langsung pulang habis kejadian itu dan malu besar. Menanggung malunya itu sampai dia masuk kedalam kamar, bahkan dia berencana mau pindah. Bahkan sampai kebawa mimpi sehingga kutukan beruang Merahnya muncul, sehingga buat rambutnya merah.

Disini pas pada adegan Meilin mendapat kutukan merahnya ini, otomatis rambutnya juga warna merah. Karena siapapun yang mendapat kutukan beruang merah ini rambutnya tanpa sadar ikut terbigen juga.

Dari sini gue mulai bersimpati sama Meilin. Semenjak dia mendapatkan kutukan merah, dia malah tambah dibatasin terutama sama ibunya. Seperti misalnya Meilin tidak boleh main sama Meriam dan kawan seganknya, tidak boleh menghadiri pesta ulang tahun temannya. Waktu itu ceritanya si Meilin ini dibayar buat menghadiri pesta ulang tahun Tyler. Bahkan entah kenapa emaknya Meilin ini nuntut banget buat anaknya harus sempurna sesuai keinginnya. 

Padahal setiap anak punya jalan hidupnya masing-masing. Paling sedihnya, Meiling sampai dibuat berantem sama emaknya. Bahkan dia berani mengatakan bahwa teman-temannya anaknya itu rata-rata gak benar.karena dilihat dari penampilannya. Contohnya seperti karakter Meriam yang memang dia itu digambarkan seorang gadis, pakai gigi kawat, terus ada kawannya Jess yang kutubuku akut ditambah dengan sicewek pakai bando.

Emaknya ini menilai seseorang itu dari penampilannya, bukan dari pribadi. Namun kerennya teman-temannya gak dendam. Dan ini buat gue salut, bahkan Tyler yang sering berantem sama Meilin juga ikut ngebantu pada saat scene insiden konser 4 Town. Maknya jadi beruang merah raksasa sampai menghancurkan konser. Sumpah ini adegan yamg paling sedih. Dimana Meilin ini menunjukan jati dirinya. 

TANPA SADAR ANIMASI INI MENGGAMBARKAN TENTANG BAHAYANYA TOXICTPARENTS

Toxict parents. Walaupun Turning red hanyalah sebuah film animasi bergenre fantasi, tapi kalau kita ikutin jalan ceritanya kita bakal dibuat kesal sama Maknya Meilin, dan juga neneknya. Sebenarnya Maknya si Meilin ini juga menginginkan kebebasan seperti anak-anak yang lain. Namun, neneknya Meilin ini selalu menuntut didikan disiplin yang terkesan kuno banget. Nah, didunia nyata banyak orangtua yang belum bisa membiarkan anaknya memilih kebebasan yang dia ambil. Bahkan keputusan anaknya sendiri seakan bukan keputusan yang tepat. Yang lebih menjengkelkan lagi, seolah-olah anak ini harus mengikuti mimpi orangtua yang gak terwujud.  Padahal yang menjalani hidup adalah anaknya sendiri, sampai bahkan dia tidak menghormati keputusan anaknya mau jadi apa.

Menurut gue itu adalah orangtua yang berpikiran sempit sih. Selama anak itu mengambil jalan yang tidak salah, dukung saja.

Remaja yang  seusia sama Meilin banyak yang memberontak.

Meilin ini adalah anak berusia remaja awal yang usianya sekitar umur 13 tahun. Nah, ada dialognya Meilin disini teriak I'AM THIRTEEN MAM! Pada saat jadi panda merah.Disini Meilin ini beneran udah muak sama namanya batasan. Didikan yang keras. Masa-masa seperti ini biasanya remaja itu emang suka berontak, dan mulai membentuk dirinya akan menjadi seperti apa.  Dia tidak boleh ngefans sama siapapun. Bahkan parahnya dia membandingkan kehidupan dia dengan yang dulu.

Yah mental anak dizaman orangtua masih remaja, dengan anaknya dizaman sekarang pasti beda. Karena beda zaman. Beda zaman juga beda pola pikir yang akan menjadi revolusi yang akan datang terus menerus. Dan beda pula cara menghadapinya.

Hal yang sama terjadi pada animasi Turning red, itu ada dalam kehidupan nyata. Anak itu kadang dibentak, tidak didukung apa hobi-nya. Ini menjengkelkan sih. Bahkan contohnya di Malaisya ada yang sampai ngebakar merchandise KPOP kesukaan anaknya. Dari beberapa komentar, kebanyakan orangtua mendukung. Namun ada pula yang tidak mendukung karena sebagian para orangtua melihat proses zaman. Bahkan sama di videoin. Kalau orangtuanya mikir panjang, itu merchandise bisa dijual lagi. Kaya sepupu gue yang demen sama NCT dulunya, album yang dia beli dijual lagi. Jadikan, tidak rugi. Daripada dibakar bukan, ujung-ujungnya mubazir. 

"Ah, kamu belum apa-apa dibandingkan mama!" Ini sumpah, gue kesal banget kalau ada orangtua ngebandingin dirinya dengan anaknya. Parahnya lagi, kalau dibanding-bandingi sama tetangga. Itu bisa bikin panas kuping.

Apalagi dia kesannya kaya membanggakan diri sendiri, dan menjatuhkan mental si anak. Nah, ini terjadi sama emaknya si Meilin. Sebenarnya wujud beruang merah itu lambang emosi seseorang yang digambarkan dalam bentuk kutukan khas anak-anak.

Pernah nih di facebook gue punya teman. Dia ini punya hobbi gambar.  Dia masuk ekskul anime dan masuk ekskul hal-hal berbau multimedia. Namun tidak didukung oleh orangtuanya dengan membandingkan kehidupan dia dengan anaknya. Ya bedalah.  Sampai pamannya ikut campur. Aduh....!!!! Pamannya bilang "ngapain kamu ngambil ekskul menggambar? Gak ada untungnya! Padahal bisa "menghasilkan duit kalau diera sekarang cuy.

Setidaknya dukunglah minat anak. Misalnya, kalau dia suka KPOP entar lama-lama dia bakal bosan. Ada masanya dia akan tambah bosan seiring bertambahnya umur. Contoh, gue dulu suka sama BBF. Tapi gue bosan. Masa pengetahuan gua, hanya disitu-situ aja yakan? Akhirnya gue berhenti buat fanatik. Jadi gue yang mengembangkan diri gua sendiri tapi dibidang yang lain. 

Tapi kalau misalnya dia sampai berlebihan dan lupa sama pelajarannya, atau ngabisin duit orangtuanya sampai dia melalaikan sekolah, contohnya dulu ada kasusnya yang ngefans sama SEVENTEEN, sampai di stalker kemanapun idolnya. Itu aneh sih. Bahkan ada yang sampai bikin agama baru kek agama BTS, dan menuhankan idolnya itu gak apa-apa dibakar semua pernak-pernik idolnya. Karena itu ngefansnya udah bukan hal yang wajar lagi. Tapi kalau masih wajar yah gak apa-apa.

Gue waktu remaja sih, gak terlalu berlebihan bangetlah ngefans sama idol KPOP. Karena gue merasa ngapain juga sampai berlebihan seperti itu. Entar ada masa bosannya juga.

APA YANG BISA DIAMBIL DARI ANIMASI YANG SATU INI.

Jangan membatasi anak dengan cara yang keras. Apalagi diusia remaja. Karena mereka dalam masa usia mencari jati diri. Dan jangan menjadi toxic parents. Jadilah teman bagi anak, biar mentalnya juga sehat. Jangan egois. 

Gue nonton animasi ini, gue kasihan dengan karakter Meilin. Pas dia dirumah kayak tertekan banget. Tapi pas dia diluar hang-out bareng temannya, dia bahagia banget karena dia bisa jadi diri sendiri.

Jangan menuntut kesempurnaan dari anak. Jangan pula menjadikan seorang anak apa yang dia mau, demi mewujudkan cita-cita yang belum kita capai sebelumnya. Banyak tuh, orangtua pengen anaknya jadi ini dan itu. Apalagi embel-embelnya uang dan kehidupan yang layak. Dipaksa tanpa memikirkan perasaan anak. 

Inilah REVIEW DARI GUA, SEE YOU!!.
Tunggu konten gua selanjutnya.

Komentar