2. The Garden Indipendence ( Hutang)

Gerombolan remaja yang memakai celana galembong sedang membawa alat musik yang dinamakan gendang tasa. Lalu ada yang membawa alat music lain yaitu Talempong. Mirip seperti gamelan. 3 Perempuan duduk bersela didekat pemain Talempong. Mereka adalah penyanyi yang akan membawakan cerita. Mereka menyanyikan lagu itu secara bergantian. Disana ada beberapa anggota yang sedang mempersiapkan diri dan membentuk barisan seperti lingkaran. Mereka semua adalah laki-laki tampan yang sedang menjadi anggota Randai. Dan, mereka adalah idola para remaja sekolah. Mulailah aba-aba dari leader yang ditunjuk oleh guru seni. Adit namanya, cowok yang tingginya sekitar 170 cm, sedang menjadi kunci aba-aba bagi para pelakon. Mulailah mereka menempuk celana galembong mereka, dengan cara mereka membuka kedua kaki mereka, kemudian mereka lalu menepuk celana galembong mereka yang nantinya bunyinya akan sama seperti bunyi gendang. Lalu setelah setelah itu Adit memberikan aba-aba yang khas dalam dunia Randai. “TEuh!!!!!” mendengar aba-aba itu posisi mereka berubah seperti orang yang bersilat. “ASSS!!!!” Lalu mereka dengan kompak mengangkat sebelah kaki mereka. Lalu Adit memberikan kuncian aba-aba lagi sampai akhirnya mereka masuk ke syair pembuka. “manolah niniak………Nan jo mamak…………” ______________________________________________________________________ Sementara diruang kelas lain, jam istirahat Nisa tertidur karena dia semalaman nonton On-going drama Korea. Dia nonton drama yang judulnya adalah Law School . Buku diarynya Nisa penuh dengan foto abang-abang ganteng yang tak lain adalah Kim Beom. Dan sekarang hpnya masih hidup lantaran dia menonton drama Kim Beom di Tale of The Nine Tailed. Isi buku diarynya penuh dengan foto Kim Beom semua. “Kim Beom Naneun Johahe..Johanattageo” Nisa selalu nginggau nama Oppa kesayangannya dengan bahasa Korea. “Nado Saranghae Oppa” “Wooooiiiii Kim Beom dikedainya kak Linda…Woi… Beli nasi goreng dia” “Mana-mana?” Nisa kemudian terbangun, Risuu dan kawannya yang lain bernama Maula membangunkan dia. “Ih, kau berdua gangguin aku tidur. Aku tu mimpin Kimbeom jadi cowok aku tau. Rese banget sih!” Dia kemudian membuka buku diarynya sambil mencium foto artis Korea favoritenya. “Cowok idaman den (aku) ah…..Cakep banget” “Bangun woi, Kim Beom di Korea” “Ia gue tau dia di Korea. Tau gue…Nih lihat gue kemarin nyuci polaroidnya polaroidnya fotonya oppa. Gagah bana eee, imut mode kuciang ( ganteng banget, imut kaya kucing) gemesh” Nisa kalau bicara tentang Kim Beom pasti tidak akan pernah habis. “Eh! Kim Beom itu manusia bukan kucing” ujar Maula “Tapi dia imut kaya kucing tau. Kawaiiii” Mendadak jadi orang Jepang. Teman stress kalau udah mabuk Korea udah kaya gini. Semua bahasa masuk kedalam otaknya. Kedua gadis itu menarik Nisa keluar dari kelas. Dia harus terbangun dari dunia khayalnya bahwa Kim Beom jodoh orang lain. Hari ini Risuu mengajak kedua kawannya pergi ketempat ruang seni tari. Risuu ingin memintang hutang pulsa paket kepada salah satu anggota randai yang benci seumur hidup namanya, Monra. Cowok idaman para cewek-cewek yang ada disekolah. Kecuali Risuu, yang tidak suka dengan cowok itu. Cowok itu sekarang lagi latihan randai untuk festival acara Tabuik yang sebentar lagi akan diadakan di daerah Lapangan Merdeka ditempat ia pingsan kemarin. “Pelan-pelan dong ini aku gak bisa menikmati kegantengan abang Kim Beom yang aduh Masya Allah tampan” “Eh, Kim Beom ka Kim Beom je pangana. Kawanan awak lu aa maminta utang pulsa. Heh! Yang lu ingat cuman Kim Beom terus. Temanin aku bentar minta utang pulsa” “Sama siapa?” “Sama Yanda” Ketiga gadis itu kemudian keluar macam pemain film Hollywood. Kecuali Risuu yang macam gadis biasa saja. Mereka berdua mengibaskan rambut mereka macam perempuan-perempuan yang sedang mengiklankan produk shampoo. Anehnya, anak bujang banyak yang terpana melihat mereka. Beginilah punya teman yang agak bagaimana begitu. Tapi, tidak masalah. Asal satu frekuensi, tidak masalah. Bahkan ketika mereka lewat, ada saja yang sewot. 3 Gadis ini adalah primadona disekolah. Hanya saja, kelakuannya. Satu menghalu artis Korea, satu lagi korban iklan. Tapi mereka ini tidak sombong dan mereka bertiga anehnya berpengaruh disekolah. Sesampainya diruang seni, dia melihat perkumpulan anak gadis yang sedang menatap betapa banyak sekali pemuda tampan yang ikut randai. Mereka belum mulai. Mereka masih duduk santai sambil mengisi perut mereka. Risuu kemudian mencari sosok Yanda. Dimana dia adalah pria yang paling tampan satu sekolahan. Disana, remaja laki-laki tersebut sedang mengikat tali celana galembongnya. Tampaklah perut kotak-kotak ketika ia menyingkap kausnya didepan remaja lain. Kecuali Risuu yang melihat geleng-geleng kepala ketika mereka mudah terbius oleh perut kotak-kotak. “Aaa abang Yanda??” Mulailah mereka terlena akan pemandangan itu. Begitu juga dengan teman-teman Risuu yang ikut hanyut akan pemandangan itu. “Emang, banyak banget muka-muka mesum disini ya?” “Kan namanya cewek” Ujar Monra. “Tapi tahan!” “Ada aja jawaban lu yak” ujar Risuu geleng-geleng kepala. “YANDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!! Utang paketlo sini! Sama Utang pulsa!” Semua orang mulai menghadapkan wajahnya ke Risuu yang terlalu blak-blakan meminta hutang pulsa. Dia dipandang macam gadis yang tidak tau malu, terang-terangan minta hutang dengan pria yang tampan. Tapi Risuu tidak peduli, dia hanya ingin hutang Yanda lunas tanpa menunggu waktu seminggu. “Aku mau beli buku yang judulnya The tales of the beedle the bard.” Kata Monra membuka topik pembicaraan. “Lu mau beli buku lagi?” Ujar Monra. “Ya emang kenapa? Gak boleh?” Tanya Nisa agak sedikit sensi. “Kebetulan gue ma uke Gramedia. Alhamdulillah, ada kawan juga” “Mau beli buku apa lu?” Tanya Risuu “Mau beli buku tentang Jejepangan gitu” Kata Nisa. “Ohhhh..” “Heran yah, kenapa orang gak bisa bedain Weabo sama Otaku. Padahal itu dua cakupan yang berbeda. Weabo itu yang suka sama budayanya, kalau Otaku itu pencinta kartun Jepang. Kadan suka heran aja gitu disosmed, orang kalau suka anime sama manga dibilang otaku, kan geblek” ujar Risuu kesal. “Namanya bocil sosmed yang sok elite. Dikit-dikit menghina. Apalagi yang kita suka anime dibilang wibu bau bawang. Kek gak pernah nonton anime aja. Padahal waktu kecil sering nonton Doraemon sama Inuyasa waktu kecil” kata Nisa ikut kesal. “Gak woi One piece” Monra dengan santai mengucapkan judul salah satu judul anime sambil ketawa-ketawa. Merekapun juga ikut tertawa. Saat mereka berbincang-bincang, ada 3 kakak kelas yang datang dengan lagaknya yang sombong. Dagu keatas dan dia menatap salah satu diantara mereka dengan tatapan yang tidak bersahabat. Mata gadis itu menatap tajam Risuu. Risuu mengerutkan keningnya karena dia merasa ada apa dengan mereka? Apakah Risuu ada salah? “Lu jangan caper ya sama si Yanda. Minta hutang kerasa-keras!” Ya ampun, apakah salah ia meminta haknya sebagai seorang pedagang? Yanda memang membeli paket kepadanya selama seminggu. Itupun hutangnya tidak pernah diangsur. Nah, saatnya dia mulai memintanya. Tapi kenapa kakak kelas seakan ingin mengatur hidupnya? Apakah gadis ini cemburu padanya? Sehingga dia malah membatasi antara dia dan Yanda. Risuu hanya bisa tersenyum sungging sambil menikmati batagor yang rasanya nikmat. “ye kan dia minta utang kak. Bukan cari perhatian” Ujar Nisa. “Tetap aja gak boleh!” Kata kakak kelas yang menyebalkan itu. “Ya Tuhan, lu pacarnya. Meminta hutang itu hak setiap pedagang kali. Lu remedy pelajaran ekonomi ya kak. Alamak, malu gue ngeliat lu” kata Monra dengan sarkas. “Apa?” “Udah, jangan dilawan orang bego kaya gini” kata Risu dengan santai mengatakan kakak kelasnya bego. “Apa? Lu bilang gue bego??!” “Ialah. Masalah gue minta utang sama Yanda kenapa lu yang ngatur? Lu kalau cemburu sama gue, juga percuma. Gue bukan pacarnya Yanda. Gue cuman pedagang yang hanya minta hutang. Oh, mungkin ini alasan Yanda gak mau ama lu. Lu aja toxic begini, siapa yang betah cowok yang dekat sama lu?” Kakak kelas itu terdiam. Risuu memang tidak ada rasa sedikitpun dengan Yanda. Dia hanya menganggap kalau remaja laki-laki itu adalah teman sekelasnya saja. Tidak ada yang lebih dan juga kurang. Jadi, dia menganggap keberadaan Yanda hanya biasa-biasa saja. Mereka kemudian masuk kedalam kelas, sambil mengobrol membicarakan hal-hal yang berbau Korea. Sampai mereka membicarakan sebuah film Korea yang pernah tayang tahun 2013 beserta dengan dramanya yang memiliki jalan cerita yang sama. Cuma tokoh saja yang berbeda. “Gue pernah nonton filmnya Kim Beom judulnya Psychometry. Ceritanya dia itu kalau megang sesuatu, pasti keingat sama masalalu gitu. Nah, kemampuan ini dia pakai untuk membantu polisi dalam membantu kasus penculikan anak-anak serta tewasnya anak-anak secara misterius. “ Kata Monra. “Wah, ini kaya drama yang sama. Yang dimana dimainkan sama Park Jin Young. He’s Psychometric. “ “Ya sama, tapi latar belakangnya berbeda. Kalau Lee Ahn, dia itu diadopsi sama tersangka utama. Beda sama Kim Joon” Mendengar apa yang dibahas, membuat Risuu sedikit teringat dengan kejadian yang dia alami semalam. Tapi apakah dia seorang Psychometry juga? “Lu kenapa Ris?” tanya Monra. “Gak ada. Cuman topik kalian menarik aja kalau gue dengar begitu” ujar Risuu beralasan. “Hah??” “Kalau kita memegang sebuah benda, berarti kita seorang psychometry juga dong” “Ndak juo. Kadang, adolo yang dibaok samo makhluk aluih ma untuak dibaok ka maso lalu. Mode kakak ambo, yang waktu tu, antah manga ee nyo aniang je nyeh. Nyo tagak disinan tu, tu tibo-tibo nyo pingsan. Kejadian ee tum ah, pas sakaluarga ambo pai ka ngarai. Nyo anok je nyo. Indak mangarik setek alah jo. Tapi nyo tagak juo. Tu takuik kami.Tu tibo-tibo abis tagak tu, nyo pingsan. Kami baoklah ka klinik atau posco tadakeklah. Tu, ndak aa kami baok ka posco, Andak bara lamo ndak, kakak awak tu tajago. Kami agiah aie, tu caritoan ee sadoalah ee, kalau inyo tu dibaok pas kajaman dimano ndak, banyak urang-urang awak ko kanai aniayo dek urang Japang ( Tidak juga. Ada juga yang dibawa kemasa lalu oleh makhluk halus untuk dibawa kemasa lalu. Seperti kakakku yang waktu itu, entah mengapa dia diam saja. Dia berdiri disitu. Terus, tiba-tiba dia dia pingsan. Kejadiannya pas keluarga besarku pergi ke Ngarai. Dia diam saja, tidak bergerak. Tapi dia juga tetap berdiri. Terus kami takut. Setelah abis berdiri, tiba-tiba dia pingsan. Kami bawa dia keklinik atau posco terdekalah. Terus, kami bawa ke posco. Beberapa saat kemudian dia terbangun. Kami kasih air, terus diceritakan semua kalau dia dibawa kezaman dimana banyak orang-orang kita dianiaya sama Jepang)” Ujar Monra menceritakan kejadian yang sebenarnya. “Bisa lo mode tu yo. Awak kiro tu cuman film je nyeh (Bisa juga kaya gitu, aku kira itu cuman film)” kata Nisa masih tidak percaya. “Bisa Nisa. Dunia itu terbagi berbagai macam portal. Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan itu semua. Jadi apa yang tidak bisa?” Ujar Monra menyampaikannya secara logika. Benar juga. Dunia ini terbagi atas berbagai macam portal, ada manusia, malaikat, dan juga para jin. Tapi mengapa orang masih tidak percaya dengan hal seperti itu? Apakah mereka terlalu terikat dengan pengetahuan ilmiah atau bagaimana? Entahlah, mereka menganggap bahwa dunia ghaib itu tidak benar adanya, itu salah besar. Secara tidak langsung mereka juga tidak percaya keberadaan sang pencipta juga. Cerita Monra persis dengan apa yang dia alami. Dimana ia, juga terbawa oleh masalalu seseorang. Dia melihat wajah seorang pemuda yang menatap seorang wanita tua menangis meratapi dirinya. Tapi bagaimana bisa?

Komentar