Kali ini kita akan membahas sebuah fenomena yang rasanya konyol, dan ini akan kita bahas dalam sebuah tulisan.
TOXICT RELATIONSHIP.
Banyak penulis yang bertebaran dibeberapa platform seolah-olah menganggap bahwa hubungan romantis itu seperti dicemburui. Memang, kalau terlibat didalam hubungan asmara cemburu itu pasti ada. Namun, apakah benar cemburu terlalu berlebihan adalah hubungan sehat?
Aku tau kamu menginginkan hubungan asmara dimana kamu dicemburui oleh pasanganmu. Seperti yang tergambar dalam cerita yang kamu baca. Kamu merasa dimiliki, dicintai, serasa kalau kamu ketemu sama dia kamu bakal dimiliki oleh satu orang yaitu pasanganmu. Tapi pernahkah kamu merasakan rasanya dikekang oleh pasanganmu itu? Tiap bentar menelvon, dicium paksa, kamu itu adalah milik dia seutuhnya, yang lain gak boleh dekat kecuali dia. Sebenarnya toxicrelatinship itu seperti kamu berada didalam ruangan kedap udara. Kamu tidak bisa lari. Kamu bakal diintai sama pasanganmu, itu rasanya sesak. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, maka dia akan menyiksamu, mengancammu bakal memperkosa kamu, supaya kamu balik sama dia.
Entah kenapa hubungan yang seperti itu banyak yang meromantisasikannya?
"Diam! kalau nggak gue cium!"
Kalimat ini adalah bahan ejekan sebenarnya, dimana perempuan menjadi subjek utamanya. Perempuan pada saat ini, jika kita buka dalam beberapa aplikasi platform menulis seolah-olah perempuan itu tidak ada harganya. Ada perempuan yang digambarkan dalam cerita sebagai perempuan yang setia menunggu, walau sebenarnya dia udah diselingkuhi. Ada yang rela disiksa pula demi cinta, dengan keyakinan bahwa dia bisa berubah. Itu bohong... tidak ada.
"Eh, anak muda. Jangan berkhayal yang bukan-bukan. Kau tau, kalau kau bermimpi punya pasangan toxic, lebih baik kau bercita-cita menjadi polisi atau pembalab misalnya. Ini tidak, malah berharap yang tidak-tidak. Kau dibentak saja nangis, diatur orang hidupmu marah, dibentak nangis. "
Seperti itulah, forum-forum grup facebook yang berusaha memberikan gambaran. Tapi mereka tidak percaya. Menganggap kita itu bohong. Malah dengan konyolnya masih banyak yang berdalih bahwasaannya mereka masih belajar, dan itu semuanya serahkan sama orangtua. Yah, kalau orangtuanya mau kasih tau. Tapi kalau tidak dikasih tau bagaimana.
Sebenarnya, apa yang dikhawatirkan?
Menulis merupakan bagian dari komunikasi. Tidak hanya sekedar menuangkan imajinasi saja, tapi anda mengungkapkannya lewat tulisan. Seandainya apa yang anda bicarakan mengandung informasi yang salah, yang ada pembaca dari tulisan anda akan tersesat. Banyak para remaja yang meromantisasikan hubungan tidak sehat dalam ceritanya. Memang setiap orang punya imajinasinya masing-masing, tapi batasi dan lihat segmentasi. Serta apa tujuan kamu ingin menulis. "Tidak semua tulisan yang kesannya mengedukasi kakak." Amanat itu gunanya untuk apa? Selain dia merangkum inti sari dari sebuah cerita, dia juga memberikan pesan yang terkandung didalam cerita, juga memberikan gambaran bagaimana cara menyelesaikan masalah serta pelajaran yang bisa kita ambil. Itu juga bagian dari edukasi.
Jadi jika ada orang yang mengatakan, jika tidak semua tulisan yang mengandung edukasi dan hanya sekedar hiburan itu salah besar. Sebenarnya aku tidak setuju itu. Jika mereka menulis hanya untuk sekedar hiburan, lebih baik kerja daripada membuang-buang waktu bukan?
Jika anda sebagai seorang penulis, menggambarkan hubungan toxic adalah hubungan yang romantis, terus ada pembacamu yang mengikuti cara-cara berdasarkan tulisan yang kamu buat. Terus, kamu mengatakan bahwa itu adalah kesalahan pembaca. Itu sesuatu yang salah. Kenapa sebagai seorang author tidak mengakui kesalahanmu saja?
Jika kamu katakan menulis adalah bagian hiburan, maka aku katakan menulis selamanya tidak bagian dari hiburan. Lucu rasanya kalau ada yang mengatakan, menulis merupakan pelampiasan imajinasi saja. Tidak kawan hentikan omong kosongmu itu.
Aku bilang hubungan racun itu tidak baik. Kenapa ku katakan tidak baik? Karena aku pernah mengalaminya sendiri, disaat aku pernah kenalan orang luar. Tepatnya di Aljazair. Aku kira, dia adalah orang yang baik. Semakin lama aku mulai curiga dengan orang ini, dikarenakan setiap bentar menelvon. Memaksa saya untuk jadi pacarnya, terus dia meminta foto syur saya, tapi saya tidak mau kasih dan dia marah-marah. Terus ketika pasang foto orang lain dia mengira saya selingkuh, padahal kita gak pacaran. Terus gue dibilang perempuan yang gak benar. Saya pasang foto artis Korea Favorite saya, dia bilang itu pacar saya. Dia bilang bahwa dia masih mencintai saya, tapi saya tidak terpengaruh rayuan gombalan laki-laki. Saya bilang "saya tidak mencintaimu" kalau bahasa Indonesia. Setelah saya ganti facebook baru, saya dikirimi pesan dan saya kembali dikata-katai. Akhirnya saya bilang sama dia, bahwa dia adalah orang yang toxic. Setelah itu, saya blokir.
Saya punya kenalan di facebook saya yang lama, dia bercerita bahwa ada seseorang yang dulu menginginkan dia. Mereka menjalin hubungan lumayan lama. Kemudian, mereka ini mau menikah. Tau-taunya sicowok ini sudah punya istri dan rencananya si cewek ini mau dijadikan yang kedua. Tapi sicewek merasa dibohongi dan dia gak mau dan putus. Si istri dari cowoknya juga tidak mau poligami. Saking sicowok ini terobsesi sama si cewek, dia meneror sicewek ini. Ini ceritanya udah putus. Pas sicewek ini ada acara panataran disuatu wilayah, sicowok itu datang kedalam kamar hotel untuk memperkosa si cewek ini. Dan akhirnya karena cewek gak tahan lagi, dia memutuskan untuk melaporkannya kepolisi. Kebetulan sicewek ini punya paman yang kebetulan anggota polisi kasusnya dipercepat, agar cowok ini masuk penjara. Sempat kata sicewek cerita sama saya, bahwa sebelum cowok ini dipenjara, dikamar pengantinya ada foto dia semuanya. Bukan foto istrinya, ini miris sekali. Parahnya lagi, dia hampir tidak punya teman lantaran sicowok meneror semua kawan-kawannya sicewek. Jadi mereka takut.
Ada lagi yang sampai didukuni, bahkan disiksa, parahnya lagi kalau sampai berumah tangga itu bisa kena KDRT. Jadi kalau ada tentanggamu yang saling teriak satu sama-lain, maka kamu bakal melihat sendiri bagaimana hubungan racun itu sebenarnya.
Saya pernah menyampaikan apa yang saya katakan di sebuah grup forum menulis. Saya berdiskusi disana. Banyak yang menceritakan bagaimana bahayanya hubungan tersebut? Bahkan dia punya teman, temannya ingin putus tapi tidak bisa. Bahkan ada yang menyangkal itu adalah urusan orangtua. Kalau orangtuanya gak bisa menjelaskan, atau gak tau seharusnya sebagai orang yang udah dewasa seharusnya jangan bersikap masabodo. Orang itu gak ada bisa tumbuh sendiri, pasti ada saran dari orang lain. Kalau ada yang belum bisa menjelaskan kita ambil peran disitu supaya kaula muda gak salah kaprah.
Perempuan itu akhir-akhir ini, kalau digambarkan dalam sebuah cerita itu dibikin tidak berdaya. Seolah-olah yang sicewek dalam cerita tersebut, manut dan bucin. Jadi seolah-olah perempuan dibikin kaya penggemis cinta dan itu dikatakan romantis. Anehnya lagi, aduh perempuannya kaya orang berjuang sendirian. Mau aja disiksa secara paksa, diajak tidur bareng secara paksa, seolah-olah cowok cuman satu didunia ini. Dan para cewek dibikin yakin karakternya kalau cowok ini bakal berubah. Kalau didunia nyata itu jarang terjadi. Seperti kalau kalian pernah nonton drama LAW SCHOOL, ada episode 10-12 diceritakan tentang peliknya kasus Jeon Yi Seol dengan Ko Hyeong Chan. Kalau kalian nonton drama itu sama persis sekali dengan kejadian di kehidupan nyata. Contohnya lagi kaya kasusnya almarhumah Novi dengan mendiangnya Laura.
Yah, saya tau kalian ingin dicemburui oleh pasangan termasuk saya. Tapi kamu jangan pernah bermimpi punya pasangan yang kesannya mengekang apa yang kamu lakukan.
Komentar
Posting Komentar