And our take What's mine, created would God Never Design :
Gani mengajak Gea kesebuah danau pada sore harinya. Dia sudah membeli perahu kayu yang di rancang buat menikmati masa-masa romantisme kaula muda. Dia ingin membuat suasana kencannya seperti yang tertera dalam film My heart. Film yang tayang tahun 2006. Dia ingin memposisikan dirinya seperti Farel dan Gea adalah Lunanya. Danau dibelakang kampus memang sangat indah. Dibelakang kampus ada dua danau. Danau pertama sudah diberi garis line polisi. Danau kedua itu masih aman. Maka Gani memakai danau yang kedua. Letak danau itu berada difakultas Ekonomi. Saat kampus sudah mulai sepi, Gani menarik tangan Gea untuk naik perahu. Awalnya Gea takut . Tapi, Gani membimbing Gea perlahan-lahan. Hingga akhirnya mereka berhasil dan kemudian duduk.
Gani mulai mendayung sampannya dan mengajak berkeliling danau. Suasana romantisme kental terasa ketika matahari mulai tenggelam. Sebenarnya disaat suasana akan sore, tidak boleh lagi ada yang keluar rumah. Karena menurut mitos setan sangat rentan keluar pada sore hari. Tapi mereka berdua seakan tak takut. Tidak boleh keluar pada jam sore itu hanya dongeng. Ketika mereka berkencan, diam-diam ada yang mengintai mereka. Dia berdiri dibelakang pohon besar, namun sayangnya keadaan si pengintai seakan tak terlihat.
Gea sangat senang sekali, akhirnya keinginan dia mempunyai pasangan terwujud. Walaupun awalnya dia tidak menginginkan Gani, tapi dengan keberanian Gani yang baddas membuat Gea mendadak tak bisa tidur dan berpaling hati. Ditambah lagi, Gani semakin berkarisma semenjak berpacaran dengannya.
"Akhirnya gue bisa berduaan sama pasangan gue" kata Gea senang.
"Hah, gue juga. "
"Ge..."
"Uhm?"
"Sebelum itu kamu udah pernah pacaran apa belum sih?"
"Belum. Karena aku fokusnya belajar mulu. Tapi keinginan punya pacar dulu ada" Kata Gea.
"Gak nyangka ya? Kita yang awalnya sering berantem, akhirnya bisa saling jatuh cinta"
"Cinta itu lahir karena kita udah biasa bersama"
"Jujur, entah kenapa waktu kamu bilang kamu suka sama Jeffry, seakan aku nggak nerima gitu. Kalau kamu pacaran sama orang lain, siapa lagi yang ngocehin aku "
"Kamu? Kamu pacaran sama aku cuman pengen di ocehin?"
"Nggak. Aku memang pengen kamu. Pengen kamu sampai ketulang-tulangnya."
Mendengar itu Gea kaget dan langsung pipinya bersemu merah. Gani mengeluarkan sesuatu didalam sakunya. Gea penasaran apa yang dikeluarin Gani. Dan ternyata Gani mengeluarkan kotak cincin. Gea pun kaget. Gani membukanya didepan Gea. Cincin itu ada coraknya bertuliskan inisial nama mereka yakni huruf G. Gani memasangkannya dijari manis Gea seperti dia seolah-olah melamar Gea. Setelah itu, ditengah kampus yang masih sepi, Gani kemudian mendekatkan wajahnya, sementara Gea menutup wajahnya. Namun "SAKKKKKKKK!!!!!" Mereka berdua seperti ditusuk oleh sesuatu. Mereka berdua jatuh dari sampan, kemudian mereka berdua tenggelam sampai kedasar Danau.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Dilain tempat, Bella dan Novi kembali ke Cafetaria sebelum mereka pulang ke kos. Akhirnya, setelah sekian lama kuliah, Novi mendapatkan kawan baru. Bella menemani Novi dan ia juga senang karena ia mendapat kawan baru.
"Kamu udah benar-benar periksa hasil forensik yang didapat waktu itu?" Tanya Bella yang penasaran dengan kematian Adume.
"Hasilnya dia dibunuh. Anehnya, ketika aku tanya sama polisi. Polisi seperti merahasiakan siapa pembunuhnya. " ujar Novi.
"Kok dirahasiain?" Bella heran.
"Nggak tau juga Bell"
"Kalau kekeluarganya?"
"Sama juga dirahasiakan. Kan nyebelin banget ya"
"Benar-benar" kata Bella kesal. Bella menatap Novi dengan seolah-olah berfikir.
"Kenapa Bell?"
"Kamu tau nggak lokasi rumah sakit dimana bang Adume di visum?"
"Tau. Tapi, kasusnya nggak boleh dibuka. Ini yang jadi penghalang aku buat bisa menyelediki kematian abang" kata Novi merintih.
"Diberhentikan?" Bella tambah heran lagi.
"Ia Bell. Waktu aku pergi sama orang tua pacar aku, pihak rumah sakit bilang kalau kasusnya ditutup. Dan dokternya heran, karena kenapa bisa ditutup?"
"Kamu masih ingat gak, wajah dokternya?"
"Ingat"
"Nanti malam kita kesana yuk. Naik motor" kata Bella.
"Emang kamu tau kosan aku?"
"Aku nggak tau. Makanya, aku ngikutin kamu supaya aku bisa tau sekaligus main kekosan kamu"
"Okelah kalau begitu. Ayo main kekosan aku" kata Novi mengajak.
"Kenapa kamu ingin ngebantu aku buat menyelidiki kematian Adume?" Tanya Novi.
"Kamu mau percaya sama aku nggak?" Tanya Bella dengan wajah ingin dipercaya.
"Kenapa?"
" Begini, sejak aku masuk ke jurusan DKV, aku tu kek merasa nggak nyaman gitu Nov. Kaya ada aura Negative dan rasanya lebih panas Nov. Terus, sebelum aku masuk DKV aku sempat keliling kampus sama abangku yang dia sekarang di fakultas FMIPA. Jadi saat abangku ngajak aku keliling kampus, abangku tu, kaya ngeliat ruangan yang sengaja dikunci, tapi dikasih garis police line. Aku heran, kenapa bisa dikasih garis itu? Dan ternyata, ada bau anyir. Kata abangku itu bau darah. Aku aja nggak kuat"
Novi kemudian langsung berfikir. Ruangan? Ruangan dimana yang ada garis line polisi? Perasaan tidak ada ruangan yang diberi garis kuning selama dia kampus. Kenapa ditutup ya?
"Aku penasaran Nov. Juga, aku merasa ada kesenjangan sosial juga antara kaya dan miskin. Semenjak berada dikampus, aku merasa kok kasta kita kek dibeda-bedain. Dan itu kontras banget" kata Bella.
"Itulah alasan aku susah mencari teman. Ditambah lagi, gank yang menghardik bang Dani. Kenapa aku jijik melihat mereka?" Kata Novi.
Langkah mereka seketika berhenti saat ponsel mereka berdua bergetar. Mereka berhenti hampir dekat dengan pintu gerbang kampus. Novi dan Bella sama-sama mendapatkan notice ada yang mengirimkan file di grup Whatss'App DKV angkatan baru. Mereka berdua saling bertatapan lalu membuka pesan masuk. Setelah dibuka, ternyata itu sebuah image. Mereka membukanya, ternyata polisi dan orang-oramg sudah ramai di fakultas Ekonomi. Lalu ada yang mengirimkan gambar selanjutnya. Gambar selanjutnya, polisi dan petugas lain sedang memeriksa 2 orang pemuda yang sudah basah sekujur tubuhnya. Gambar itu terus dikirim, dikirim sampai akhirnya mereka melihat laki-laki dan perempuan sudah dalam keadaan memucat dengan mata terbuka. Salah satu diantara mereka berdua kenal siapa orang yang ada didalam foto tersebut.
"Nov..ini bang Gani sama Kak Gea" kata Bella dengan mulut bergetar.
"Bang Gani?"
"Ia. Kabarnya mereka baru aja jadian" ucap Bella.
"Yuk kita kesana yuk" kata Bella mengajak Novi. Novi mengiyakan ajakan Bella.
Berita itu gempar sampai seluruh kampus. Hingga salah satu dosen yang tak kalah kaget melihat ini adalah pak Malta. Dia yang baru saja mengambil motor diparkiran, mendapat notice lewat aplikasi whatt's App. Yang meninggal kali ini adalah Gani dan Gea. Dani dan Seggaf yang pulang lewat pintu gerbang yang sama juga kaget mendapatkan notice dari WA. Kemarin Kiran, sekarang Gani dan Gea. Kenapa ini? Kenapa ada korban lagi dikampus? Yang paling mengejutkannya adalah, kawan seganknya, Morgan. Kawannya berkurang menjadi 7 orang. Kenapa ini?
Novi dan Bella melihat kejadian lewat ponsel langsung pergi ke TKP. Lokasinya dari fakultas ekonomi tidak terlalu jauh dari fakultas bahasa dan Seni. Jadi, dia melewati gank sempit supaya bisa langsung ke Fakultas ekonomi. Sampai difakultas Ekonomi, semua mahasiswa berbondong-bondong ke lokasi dimana mahasiswa-mahasiswa itu tewas. Ketika mereka sampai disana, tim forensik menggotong mayat dua insan itu untuk dimasukan kedalam mobil ambulance. Novi dan Bella melihat petugas menjalankannya. Dan mereka berdua, sempat melihat jasad salah satu diantaranya, yaitu Gani. Novi melihat, di tubuh Gani ada sesuatu yang berlubang dilehernya yang menyebabkan wajah Gani seperti zombi, dimana Zombi diindektik dengan menampakan urat di sekujur tubuhnya.
Ketika akan dibawa, teman-teman Gani datang melihat kondisi Gani. Melihat kondisi sahabatnya, mereka semua menangis ketika kondisi Gani dan pacarnya sudah dalam keadaan tak bernyawa. Morgan meratapinya dengan menangis. Petugas langsung membawanya ke ambulance dan Morgan beserta kawan-kawannya masuk kedalam ambulance dimana Gani dimasukan.
Novi masih bingung dan tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa senior-senior elite dibunuh dengan cara tak wajar? Beberapa saat, datanglah dosen DKV yaitu pak Malta ingin menyaksikan mahasiswanya. Namun, semuanya sudah terlambatnya. Mayat mereka sudah dibawa kerumah sakit. Malta terjongkok frustasi. Dia menjambak rambutnya sendiri ditengah keramaian. Novi dan Bella heran melihat pak Malta yang seolah-olah ia mendadak depresi. Novi dan Bella langsung membawa pak Malta menjauh dari keramaian. Karena, mahasiswa-mahasiswa fakultas ekonomi sudah melihat pak Malta dengan kelakuan anehnya. Novi dan Bella membawa Pak Malta disebuah kedai kopi, biar dia tenang. Novi mentraktir mereka berdua untuk minum kopi. Namun, salah satunya menolak. Bella tak ingin merepotkan Novi, dia ingin bayar sendiri saja. Kebetulan uang jajannya masih banyak. Dan ia, baru kenal sehari dengan Novi. Mereka berdua melihat tangan pak Malta yang gemetar hebat. Pak Malta kemudian mengeluarkan airmata. Dia seolah-olah meratapi dengan tatapan penuh ketakutan.
"Kenapa? Kenapa terjadi?" Kata Pak Malta.
"Apa yang terjadi pak?" Tanya Bella heran.
"Waktu bapak tertidur didanau tempat Adume meninggal, tepatnya jam 12 ada yang bilang bahwa akan terjadi pembunuhan masal yang akan dilalui oleh tingkatan paling rendah. Dia sudah membunuh Kiran lewat Dani. Sekarang dia membunuh Gani. Bapak rasa, orang itu menuntun kita untuk menunjukan siapa yang pelaku utama Adume" kata Pak Malta dengan gemetaran. Novi dan Bella tak percaya mendengar apa yang dikatakan pak Malta.
"Bapak mimpi aneh. Didalam mimpi, Adume itu ditutup matanya. Ada sekitar beberapa mahasiswa laki-laki memukulnya dengan kayu keras. Setelah itu kakinya diikat dan mereka melakukan pelecehan sexual sama Adume. Dan yang tertangkap didalam mimpi itu adalah Gani"
Novi mengingat sesuatu ketika dia masih belum masuk kuliah. Saat itu, Dokter memberikan hasil visumnya kepada keluarga Adume. Dia dan keluarga Adume membaca bahwa, kelaminnya Adume itu mengeluarkan sperma yang banyak didalam celananya, sebelum dia meninggal. Apakah ini sangat berkaitan dengan mimpi yang dialami pak Malta? Dia ingat dokter bilang "sel sperma yang dikeluarkan tidak kental. Sangat cair seperti orang yang habis menonton video porno. Dimana saat orang menonton video porno, hasil sperma yang dikeluarkan akan cair"
"Tapi dok anak saya gak pernah nonton video porno"
"Saya rasa anak ibu dipaksa melakukan ejakulasi dini. Ada memar dibagian kelaminnya "
"Apa ini berkaitan ya?" Novi mulai bicara. Mereka berdua mulai menatap Novi dengan serius.
"Apanya yang berkaitan Nov?" Tanya Bella.
"Begini, waktu aku belum kuliah disini, hasil visum dokter salah satunya didalam celana Adume, dia mengeluarkan sperma sangat banyak. Dan sel yang dia keluarkan itu cair. "
"Cair?" Kata mereka berdua. Terutama Malta yang tidak menyangka mendengarnya.
"Ia. Aku ingat, bahwa dokter bilang, kematian Adume banyak sekali cairan sperma yang cair keluar dari celananya. Dugaan sementara dia dipaksa melakukan ejakulasi dini. Adume sangat anti dengan film porno." Kata Novi jujur.
Malta dan Bella terkejut dengan penjelasan Novi.
"Kamu tau dimana rumah sakit tempat Adume di visum?" Tanya Malta.
"Tau"
"Nanti malam kita kesana yo. Bapak penasaran apa yang terjadi sama Adume. Dimana bapak bisa jemput kalian berdua?" Tanya Pak Adume.
"Dikosan Novi aja" kata Bella.
"Bapak sekalian ngajak Seggaf, Karmi dan juga Dani."
"Oke Pak. Saya kasih alamat kosan saya. " kata Novi memberikannya lewat kertas.
"Ini sekalian nomor whatss app saya." Kata Novi.
"Baik tunggu saja saya dirumah kamu. Kamu juga jangan kemana-mana selain kekosannta Novi"
"Ia pak" mereka kompak. Akhirnya mereka janji bertemu nanti malam untuk memulai kasus kematian Adume.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Novi pulang bersama Bella. Bella mendengar semua cerita dari Novi mengapa Adume bisa tewas ditangan senior. Senior yang membunuhnya telah menyoggok pihak polisi untuk menutup kasus tersebut. Mendengar itu,Bella sangat iba. Ketika dalam perjalanan langkah Bella terhenti. Novi heran, mengapa Bella berhenti, padahal perjalanan mereka belum sampai. Bella menyuruh Novi membalikkan badannya, setelah Novi membalikkan badan Novi melihat sebuah lukisan mural yang dicat sangat halus. Didalam lukisan mural tersebut, ada gambar yang tidak senonoh tergambar disana. Yaitu, sepasang laki-laki yang sedang bercumbu ria disuatu tempat.
"Apa ini?" Novi heran.
"Kenapa lukisannya kaya begini ya?" Tanya Bella.
Bagi mereka berdua, lukisan seperti ini tidak layak apalagi di Indonesia. Karena Indonesia sangat menentang namanya homosex. Lukisan yang digambar dengan menggunakan style manga (style komik Jepang). Tidak hanya mereka berdua yang melihat lukisan itu. Bahkan, anak-anak dari fakultas lain yang berkeliaran disana, memfoto lukisan itu, karena bagi mereka serasa membaca webtoon versi mural. Warnanya detail, rapi, screentoon-nya hidup. Bisa dikatakan lukisan ini sangat kekinian. Tapi tak layak dipasang. Mereka berdua melihat cerita dari lukisan mural tersebut. Pada panel awal, dimana ada seorang pemuda yang sedang mengajaknya pergi kesuatu tempat. Didalam lukisan komik tersebut, si pengarang memberikan nama Eustace dan Leo. Dipanel kedua, Eustace ini adalah pria yang sangat cantik. Dipanel ke 3 Eustace mengajak Leo kesuatu tempat dan memasuki sebuah ruangan, ruangan itu dikunci. Paginya, mereka berdua sudah dalam keadaan telanjang tapi ditutupi selimut. Digambar itu, secara mengejutkan ada diselipkan gambar kissing. Dan terakhir, mereka digantung dengan menggunakan rantai dalam keadaan telanjang distudio DKV. Karena mereka jijik melihat lukisan itu, Bella dan Novi langsung kabur meninggalkan kerumunan orang yang melihat mural.
"Bel siapa sih yang bikin cerita gak senonoh begitu dikampus?" Tanya Novi.
"Aku juga jijik ngeliat lukisan itu sumpah. Beraninya mereka itu. Ntar kalau ketahuan sama anak organisasi keagamaan gimana?" Bella masih terbayang dengan lukisan itu.
"Namanya Eustace dan Leo. Kok salah satu mereka kok mirip-mirip nama karakter yang ada di Narnia ya?"
"Narnia?"
"Itulo pas Narnia keberapa gue lupa. Cuman ada Edmund sama Lucy doang. Terus Eustace gantiin 2 orang kakak mereka yang gak bisa masuk ke Narnia"
Bella rasanya pernah nonton film yang dimaksud. Bella kemudian teringat.
"Oh yang terakhir pas mereka tiba-tiba lukisannya ngeluarin air dan Eustace bilang 'ini sihir' itu ya?"
"Ia."
"Aku ingatlah.. toh lagian aku suka sama Skandar Keynes" kata Bella.
"Heh...." kata Novi nyengir.
"Tapi Nov, di DKV ada gak sih namanya Eustace?"
"Setahu aku gak ada sih. "
Ketika mereka mencium aroma yang enak, perut mereka jadi lapar. Aroma bakso sate dengan kuah kacang. Bakso sate yang dipanggang menggugah selera mereka. Dua orang perempuan itu membelinya banyak-banyak karena saking laparnya. Setelah siap, mereka menikmatinya sambil jalan.
"Uuuuhmmm umami" mereka berbicara dengan nada imut layaknya Chopper waktu episode perjalanan menunju kota coklat di One Piece. Mereka tertawa bersama-sama. Sampai suatu ketika mereka berdua terpaku sama cowok wajahnya cantik sekali. Bibirnya sangat ranum matanya indah dan bulu matanya panjang. Bella seperti kenal wajah itu. Itu bang Egi dan pria satunya datang. Itu adalah orang yang segank dengan bang Morgan.
"Itu bang Egi sama Bang Kevin" kata Bella.
Novi menoleh sejenak wajah Bella, sekaligus kembali menatap wajah salah satu diantara dua lelaki itu. Wajahnya, sangat mirip dengan karakter yang ada dimural itu. Dia memegang kaset Narnia. Pria itu dirangkul mesra oleh pria yang satunya yaitu Kevin. Kevin memeluk pinggang Bang Egi layaknya sepasang sejoli yang dimabuk cinta antara laki-laki dan perempuan. Bahkan bang Kevin mencium pipinya bang Egi didepan khalayak.
"Iyuh !" Kata Bella bergidik ngeri menyaksikannya. Bahkan, saking cium mencium, bibir mereka bersentuhan. Sampai bakso dua orang wanita itu jatuh karena menyaksikan itu.
"Ya Allah, kenapa mata kita ternodai?" Kata mereka kompak. Sepasang lelaki itu menghilang ditengah keramaian.
"Mataku perlu mandi wajib deh" kata Bella.
"Mandi wajib itu untuk orang yang habis bersetubuh. Tapi kalau ini sepertinya beda konteks deh" ujar Novi.
Mereka ini adalah bocah polos yang baru saja menikmati masa kuliah. Berharap tidak disuguhkan hal yang aneh-aneh ketika mereka berada dikampus. Tapi, nyatanya mereka melihat sesuatu yang tak terduga. Mata mereka melihat sesuatu pandangan oleh anak kecil yang baru masuk didunia dewasa. Habis mereka melihat itu, mereka berdua terbayang-bayang dengan kejadian tadi. Sungguh ngeri.
"Aku mau muntah Bel. Gantengnya mubazir. Ternyata dia Gay" kata Novi.
"Ia..padahal bang Egi gantengnya luar biasa." Kata Bella. Bella memasang wajah lesu. Namun, dia mendadak tersentak. Ia ingat lukisan mural berbentuk komik itu. Wajah karakter Eustace mirip dengan wajah bang Egi. Beruntun-runtun korban berjatuhan, Kiran, Gani, Gea, dan apa korban selanjutnya Egi dan Kevin? Dia tak mau berfikiran su'uzon. Bisa saja, pelukis komik mural itu ingin mengutarakan ekspresinya saja. Mengingat banyaknya penyebaran kaum open minded diseluruh dunia, telah menerima kaum pelangi dikalangan mereka. Contohnya, ketika Novi dan Bella melihatnya sambil makan bakso panggang tusuk, tak ada satupun yang menegur mereka. Padahal itu bertentangan dengan nilai norma yang ada dinegara ini. Untung saja Novi dan Bella bergegas dari sana. Karena mereka bukan fujoshi. Fujoshi biasanya digunakan oleh penggemar manga atau anime sebagai wanita yang menyukai manga homosex garis keras. Sekarang istilah fujoshi lebih diluaskan. Tak hanya digunakan sebagai penggemar manga homosex, tapi juga penyuka suatu pasangan sesama jenis yang terlibat cinta didunia nyata. Beberapa orang sudah menerima kaum Gay ini. Namun tidak dengan dua orang gadis ini. Mereka masih normal. Terutama Bella yang diam-diam menyukai Jeffry teman sekelompok Seggaf.
"Bell, Ntar malam nginap dikosan ku yuk. Soalnya, aku mau tunjukin sesuatu mengenai Adume. Ku harap kamu bisa bantu aku dalam memecahkan kasus bang Adume. "
"Oke. Nanti aku ijin sama ibu kos."
Hari telah berlalu. Sampailah ia dikosan Novi. Kosannya lumayan megah seperti rumah. Didalamnya terdapat barang-barang mewah. Kamarnya sangat aestethik. Ada TV LCD.
"Kamarmu bagus juga ya"
"Ini sebenarnya bukan kosan sih. Tapi lebih tepatnya kek rumah kontrakan pribadi. "
"Banyak juga buku-bukumu" kata Bella melihat rak buku Novi. Disana ada foto Novi berdua dengan seorang laki-laki. Bella menyentuh foto itu. Pria yang ada difoto itu sangat sederhana dan tampan. Bahkan, sama tampannya dengan pak Malta.
"Ganteng ya. Apa ini yang namanya Bang Adume"
"Ia itu Bang Adume. Dia itu cowok pintar, Baik, dan dia sangat pekerja keras. Itu yang membuat aku jatuh cinta sama dia Nov. Ditambah lagi dia sangat sabar ngajarin aku matematika sampai akhirnya aku berhasil menyelesaikan soal. Sampai akhirnya kita pacaran. Tapi, semua berakhir tragis" kata Novi dengan tatapan sedih. Bella menepuk pundak Novi.
"Aku tau, bagaimana rasanya kehilangan seseorang yang kamu cintai. Abangku juga pernah kehilangan pacarnya didanau yang sama tempat bang Adume tewas. Dan pelakunya sampai saat ini belum ditemukan. Namanya kak Chika. Dia anak Dkv yang juga dibunuh secara misterius. Aku penasaran siapa yang membunuh kak Chika. Tapi pas aku dengar pacar kamu dibunuh didanau yang sama, aku berniat membantu kamu sekalian. "
Ucap Bella dengan wajah sedih. Dia terbayang wajah kakaknya yang waktu itu hampir depressi gara-gara Kak chika tewas secara mengenaskan. Paling sedihnya lagi, kak Chika meninggal dalam keadaan tanpa busana.
"Keadaan kak Chika pada saat itu tidak memakai busana. Dibagian kemaluannya, darah perawannya mengalir dengan deras sehingga dia kehabisan darah. Menurut hasil otopsi, ada 8 orang pria yang memperkosanya. Dan 2 orang wanita yang merekam kejadian itu. Anehnya, kasus itu ditutup. Dia itu masih Bp baru"
Novi mendengar itu merasa hatinya juga ikut sakit. Apakah anak DKV dikampusnya memang seperti itu? Apakah memang ada ritual penyerahan tumbal buat pulau?
"Setiap malam aku berdoa buat kak Chika. Aku yakin Kak Chika gak tenang di alam sana. Aku sering mimpi kak Chika minta tolong temukan pelaku. Tapi aku belum bisa menolongnya karena aku gak punya kawan yang punya nasib yang sama" kata Bella sedih.
"Aku percaya sama kamu. Ayo kita usut tuntas Bella. Aku rasa, yang meninggal bukan Adume sama kak Chikka aja."
Beberapa saat kemudian ia mendapat telvon tak dikenal lewat Whatss app. Dia memasang foto profil logo Death bat. Logo band terkenal Avenged Sevenfold.
"Halo? Assamualaikum "
"Walaikumsalam ini bapak. Kamu dimana?" Yang menelvonnya adalah pak Malta.
"Saya baru nyampai pak dikos" kata Novi. Bella langsung mendekatkan telinganya ke ponsel milik Novi.
"Rumah saya di dekat fakultas FMIPA pak. Didekat orang jualan bakpau pak. Ada rumah catnya Cream"
"Bapak kesana ya?"
"Ia pak"
Setelah itu Novi mematikan ponselnya. Sebelum berangkat, Bella ingin mengambil wudhu dulu karena dia mau solat maghrib. Novi mempersilahkannya. Sebab, Novi dalam keadaan tidak solat. Ini hari ke-5 Novi datang bulan. Bella pergi kekamar mandi untuk menghilangkan hadas kecilnya. Lalu dia mengambil wudhu. Kemudian, beberapa saat Bella meminjam sajadah dan telekungnya Novi yang tergantung disana. Novi menunggu dengan senang hati. Dia menunggu sambil menonton anime Tokyo Revengers . Rencanannya dia ingin menonton anime Shingeki No Kyujin atau Attack on Titan. Tapi spoiler sudah berserak bahwa Eren mati, dia tidak jadi nonton. Karena dia sekarang diposisi Mikasa. Dia mendengarkannya menggunakan handsfree. Tapi, dia hentikan sejenak. Mumpung masih maghrib, dia berdoa dalam hati bahwa dia ingin memperjuangkan keadilan atas nama Adume dan juga Kak Chikka. Dia tak kenal dengan Kak Chikka. Tapi, rasanya dia sedih mendengar bahwa Chikka dibunuh secara tidak manusiawi. Ditenggelamkan dalam keadaan telanjang. Sebenarnya, apa motive mereka membunuh mahasiswa seperti Adume dan Kak Chikka? Beberapa saat kemudian, Bella memanjatkan doa. Dia berdoa supaya kak Chikka baik-baik saja disana. Dia akan memperjuangkan keadilan buat Kak Chika dan juga kematian pacar dari kawannya. Dia berharap semoga Tuhan melancarkan segala urusannya dalam mencapai keadilan. Ini adalah langkah awal.
Setelah berdoa dia melepaskan mukena lalu, dia melipat mukena Novi yang ia pinjam.
"Semoga Allah mengabulkan doa kamu Bell. Aku percaya kamu pasti berdoa buat kelancaran urusan kita" kata Novi.
"Amin" Bella tersenyum.
Beberapa saat kemudian, mereka berdua mendengar klakson mobil. Mereka sempat kaget. Tapi mereka sudah paham bahwa itu pasti pak Malta. Mereka berdua berjalan menuju pintu dan membukanya. Setelah dibuka, memang ada mobil. Tapi kacanya masih belum dibuka. Kaca mobil lalu dibuka. Setelah dibuka semua. Didalamnya, ada Kak Karmi, Bang Seggaf dan bang Dani. Kak Karmi duduk bersama Seggaf. Sebab, dia tak mau dijelek-jeleki oleh Pak Malta. Pak Malta bernampilan sangat maskulin. Usianya 32 tahun. Dia belum punya istri. Pak Malta turun dari mobil.
"Ayo kita pergi" kata Pak Malta.
Mereka berdua mengangguk setuju. Bella duduk dibelakang bersama dengan Dani. Sementara Novi bersama dengan pak Malta. Setelah semuanya masuk kedalam mobil, pak Malta kemudian masuk kedalam mobil setelah mereka semuanya masuk. Pak Malta sebagai driver. Ia menjalankan mobilnya. Dalam perjalanan mereka seperti biasa berbasa-basi.
"Kalian udah makan belum. Kebetulan aku beli susu sama roti" kata Karmi.
"Kami belum makan Mi" kata Seggaf dan Dani.
"Ini jatahnya pas ya semuanya" kata Karmi sambil membagi-bagikan roti.
"Makasih Mi"
"Makasih kak"
Mereka makan dalam mobil. Kecuali pak Malta. Walaupun dia dikasih roti, dia sudah kenyang karena makan sate dipinggir jalan. Saat mereka makan semuanya hening karena mereka lapar. Novi ingin memakan roti itu, tapi dia tahan karena dia penasaran dengan satu hal yang dilihatnya bersama Bella tadi sore.
"Maaf semuanya." Kata Novi.
"Maaf kenapa Nov?" Tanya Seggaf.
"Ah..maaf kalau ini akan membuat kalian tersedak, apakah di jurusan kita ada yang homo ya?" Tanya Novi kepada mereka yang buat mereka ada yang terbatuk-batuk.
"Ada yang homo?" Tanya pak Malta. Malta mengerutkan kening karena dia tak tau sama sekali.
"ada yang homo dijurusan kita ,kakak senior. Tadi kami berdua ngeliat bang Egi sama Bang Kevin mereka saling rangkul mesra banget. Bahkan kami ngeliat pipi bang Egi dicium sama Bang Kevin. Anehnya lagi, pantatnya bang Egi diremas-remas didepan orang banyak." Kata Bella mengatakan apa yang ia lihat bersama Novi.
"Ia kami ngeliat."
"Mereka memang pasangan homo" kata Karmi.
Sontak semuanya terkejut.
"Kamu jangan fitnah Karmi." Kata pak Malta.
"Karmi nggak fitnah pak. Karmi waktu itu nggak sengaja naik kelantai 5. Waktu itu kampus udah sepi. Mereka naik keatas puncak gedung." Karmi mulai menjelaskan.
"Ngapain lu ke puncak gedung? Mau bunuh dirilu?" Tanya Seggaf dengan nada bercanda.
"Nggak bego. Gue pergi sama Teddy buat ngambil gambar tugas fotografi periklanan. Gue waktu itu sama Teddy ada tugas kelompok. Kita rencananya ngambil pemandangan seluruh kampus dari atas. Pas kita mau keatas, belum sampai atas atap gedung, kami dengar suara desahan antara laki-laki sama laki-laki. Pas kita munculin kepala kita setengah, Kevin sama Egi udah setengah telanjang gitu. Mereka saling cupangan, terus cium bibir lagi"
Pak Malta dan semua penumpang yang naik kecuali Karmi diam. Apalagi Dani dan Seggaf otaknya seketika otaknya blank. Karmi malas menceritakan ini. Karena melihat kejadian itu secara langsung, Karmi langsung jijik sama mereka terutama Kevin. Dulu, sebelum ngincar pak Malta, dia tergila-gila sama Kevin. Tapi setelah tau Kevin kek begitu akhirnya dia berhenti mengejar Kevin. Apalagi posisi dia lihat posisinya si Egi jadi uke dan Kevin jadi seme.
"Siapa uke-nya?" Tanya Bella.
"Egi"
"Ya Allah" kata Seggaf dan Dani kompak. Pak Malta yang tak tau istilah itu mulai bertanya.
"Uke?"
"Uke itu pak, kalau dikatagorikan 18 gender Thailand itu posisinya sebagai Gay Queen. Dia yang jadi ceweknya. Tapi dalam bahasa Jepang uke itu artinya si penerima serangan. Nah Seme itu yang penyerang. Kalau dalam gender Thailand termasuk katagori gay king" kata Novi.
Mendengar itu Malta langsung mengerti. Tak disangka ada mahasiswanya ada yang homo. Dia tak percaya. Dia mencoba tanya sekali lagi kepada Karmi
"Itu beneran gak tu Mi?"
"Ia pak.. intinya...." kata Karmi tidak siap mengatakan ini.
"Intinya apa?" Tanya Seggaf.
"Jangan bilang kalau mereka mau skidipapap" kata Dani menebak.
"Ia mereka itu mau 'begituan' diatas atap gedung fakultas"
"Kenapa kalian bilang sama bapak kalau mereka kek gitu?" Kata Malta.
"Mau pak. Tapi takut. Karena habis itu, aku dapat teror lewat WA, kalau aku bakal dibunuh. Nah, dulu sempat ada yang ngelaporin mereka. Dan orang itu tewas dalam keadaan sudah tak perawan lagi. "
Bella dan Novi langsung terpanjat.
"Apakah namanya Chikka kak? Bp 18?" Tanya Bella.
"Ia Chikka namanya. Issuenya pembunuhnya bukan pasangan homo itu. Pasangan homo itu waktu disidang, mereka terbukti tak bersalah" Karmi menceritakan apa yang terjadi.
"Tapi aku rasa memang mereka berdua yang bunuh. Karena, yang ngirim pesan ke aku pas aku tanya ke yang lain, itu memang mereka. Yang tak lain si Egi."
"Astagfirullah" kata mereka semua.
"Bapak nggak habis mikir ya, mereka itu sesama lelaki. Kenapa harus gitu?" Tanya pak Malta.
"Gak tau tu pak. Padahal pak, menurut buku yang saya baca mereka yang kek gitu lebih rentan terkena HIV sama MRSA" kata Seggaf.
"MRSA Apaan bang?" Tanya Novi.
"Itu, penyakit ulat pemakan daging. Daging-daging kita habis dimakan ulat. "
"Ih.." mereka langsung bergidik ngeri mendengar penjelasan Seggaf.
"Ngeri juga kalau begitu. Jangan sampai gue belok."
"Mana parah daripada HIV bang?" Tanya Bella.
"Menurut buku yang aku baca, parahan MRSA. Karena bisa makan organ penting kek jantung"
"Oh My God !" Kata salah diantara mereka tak henti mengucap.
"Kenapa kamu nanya itu Nov? " tanya pak Malta.
"Tadi pak, saya sama Bella nggak sengaja melihat lukisan mural yang gambarnya kek manga Jepang gitu. Terus disana ada nama tokohnya Eustace sama Leo. Didalam cerita per-panelnya, mereka itu udah bersama. Dan, mereka ada adegan habis 'begitu' pak. Nah diakhir ceritanya, Eustace dan Leo itu mereka lehernya digantung pakai rantai. Dan posisinya mereka telanjang bulat. Wajah Eustace mirip banget vibes-nya kaya bang Egi. Leo ke arah bang Kevin."
"Oh abang lihat juga itu. Lukisan itu settingannya pagi subuh. Dan ditemukan orang sekitar jam 9 pagi pak" kata Daniel juga ngeliat.
"Lu ngeliatnya dimana Dan? Gue kok gak ngeliat apa-apa ya dari tadi?" Tanya Seggaf.
"Itulo, didekat arah ke fakultas teknik"
---------------------------------------------------------
Dilain tempat Kevin memeluk mesra Egi disebuah ruangan yang tak ada orangnya. Egi mencium pipi Kevin berkali-kali. Kevin langsung menutup pintu ruangan tersebut dan menguncinya. Apa yang dilakukan mereka berdua? Tak ada yang tau. Rahasia menjijikan tersimpan didalamnya.
Komentar
Posting Komentar