A little Piece Of Heaven Part 4.

Bella mencoba meyakinkan Novi. Novi harus ingat betul-betul siapa Dani. Novi telah memantapkan bahwa itu adalah Dani. Dani yang ini Novi cari. Beberapa saat kemudian, jam sudah menunjukan waktu telah masuk. Didalam lembaran KRS, mereka masuk jam pagi menjelang siang. Bella memberi peringatan kepada Novi agar supaya mencari tau tentang kematian Adume. Bagi Bella, kasus kematian Adume adalah tindakan kekerasan paling menjadi misteri. Bella memberikan rancangan rencanannya dia akan mengajak Novi kedanau. Novi setuju dengan Bella. Dia harus cari tau penyebab kematian Adume. Sebab, waktu pada saat di area pusara, mengapa harus kiran yang di bunuh.

Novi dan Bella lalu masuk kekelas pengantar studi seni rupa. Didalam kelas, sudah banyak senior dan junior yang berkumpul. Mereka duduk disamping junior yang ceweknya, satu seksi satu lagi cowok yang terkenal kejam nomor 2. Bang Seggaf. Mereka menunduk segan dengan bang Seggaf dan juga menyapa kakak disebelahnya. Seggaf tersenyum ramah kepada mereka berdua. 

"Kalau benar Adume dibunuh karena aksi protes, wah itu mah keterlaluan Gaf" kata cewek disebelahnya menggeleng-geleng kepala sambil membolak-balik binder.

"Sebenarnya mahasiswa seperti itu memang patut diacungi jempol. Bukan dibunuh ! Tega amat." Kata Seggaf.

"Tapi konon katanya, Kiran meninggal pas didepan pusara Adume ya? Jangan-jangan tersangka Awal adalah Kiran?" kata cewek disebelah mencoba menganalisa.

"Kok tersangka awal Karmi?" Tanya Seggaf dengan mengkerut kening.

"Maksud aku bukan tersangka awal sih. Lebih tepatnya kek-nya pembunuhannya bertahap gitulo. Dimulai dari yang rendah sampai yang tinggi. Ibarat kalau kita nonton drama Korea, kan sering tu kalau drama-drama genre thriller horor, dibunuh dari anak buah baru ke induk semangnya. Istilah kalau dalam orang-orang millenial sekarang pasti ada Villain utama. Kek drama hidden Identity . Ada nama kelompok namanya ghost disitu. Awalnya, pas aku nonton, ada namanya guru Jang disitu, aku kira dia villain utamanya. Eh, ternyata bukan. Ternyata itu adalah anak buahnya ghost. "

"Tapi itukan cuman drama Karmi. Mana bisa drama bisa disangkut pautkan dengan kejadian nyata" 

"Bisa aja Seggaf. Didunia ini selalu terjadi hal-hal yang kebetulan dan tak disengaja" ucap Karmi.

Seggaf mulai berfikir, bisa jadi pelaku dibunuh secara perlahan. Kalau di bunuh secara berurutan, dia malah jadi teringat film yang judulnya Death Bell. Dimana pelaku dibunuh berdasarkan tingkat paling bawah. Lalu sampai ke tokoh antagonis utama. Benar juga apa yang dikatakan Karmi. Tapi siapa villain utama dari pembunuhan Adume. Apa dia harus menyaksikannya? Yang jelas dia tak terlibat dengan pembunuhan Adume. Novi dan Bella menatap mereka berdua secara diam-diam. Seakan mereka diberi petunjuk secara tak langsung. Novi mengkode Bella untuk berinisiatif bertanya. Bella mengangguk mengerti. Dia mencolek tangan Seggaf yang sedang berbicara dengan kak Karmi. Seggaf pun membalikan badannya melalui kursi berputar. Seggaf yang dicolek seperti itu, menatap Novi dengan wajah yang agak menakutkan. Novi awalnya takut sampai dia mengangguk segan. Tapi demi mencari kebenaran atas kematian Adume, dia menahan rasa segannya itu.

"Saat sesudah proses pemakaman... uhm.. Dani tiba-tiba mencekik Kiran didepan mahasiswa lain dan tewas seketika. Aku juga berfikir Kiran pasti dalang dibalik itu semua. Seperti yang aku dengar..maaf kami menguping, mungkin ada benarnya juga kalau Kiran bukan pelaku utama. Bisa jadi dia anak buah." Kata Novi mencoba menjelaskan kepada mereka berdua yang sedang membahas kematian Adume. Mereka berdua bingung, kenapa juniornya bisa tau tentang Adume?

"Tunggu, darimana kamu tau soal Adume?" Tanya Karmi heran.

"Aku pacarnya Adume" kata Novi jujur.

Kaget mereka berdua sampai mulut mereka menganga.

"Jadi kamu pacarnya?" Tanya Seggaf tak percaya.

"Kami pacaran sejak SMA. Dia kakak tingkatku. Saat aku menemukan mayatnya, dia sudah mengenaskan seperti itu. Aku sedih ngeliat dia ditemukan mengenaskan seperti itu" Ucap Novi.

"Berarti kamu ngeliat kejadian yang kami ceritakan tadi dong? Itu, tentang kematian yang dialami Kiran pas proses pemakaman Adume" kata Seggaf.

"Oh aku tau itu. Sebenarnya, ada yang merasuki Dani. Awalnya, semua mahasiswa itu datang dengan gaya biasa saja. Tapi saat acara proses pemakaman mau selesai, aku ngeliat ada yang aneh diantara mereka. Sekarang yang ingin aku cari adalah Ahmad Dani Mikazuki. Aku ingin bicara kepadanya apa yang sebenarnya terjadi" kata Novi.

Mendengar hal seperti itu, dia sebenarnya kurang percaya. Karena Seggaf kurang mempercayai adanya mistis seperti itu. Tapi, didengar dari cerita orang lain juga, Seggaf menemukan cerita yang serupa. Disampingnya dia melihat seseorang yang mengejutkannya mengambil posisi duduk disamping Karmi. Dia langsung mengeluarkan laptop. Di stiker laptop orang itu ada namanya. AHMAD DANI MIKAZUKI. Dia menghidupkan wi-fi dilaptopnya, sambil melihat berita tentang perkembangan kasus pembunuhan. Dia seakan-akan menyelidik kasus pembunuhan yang dia lakukan. Sebenarnya, Dani masih dikurung dipenjara karena dia membunuh orang. Tapi, karena Dani seperti dikendalikan sesuatu, akhirnya Dani dibebaskan bersyarat. Dani tipe orang yang anti dengan darah. Berarti dia sangat enggan membunuh orang lain.

"Ini dia bang Dani" bisik Karmi pada Novi. Bella yang disampingnya mengkode Novi supaya gadis itu bisa mendapatkan keterangan. Namun, ketika Novi melihat raut wajah Dani yang menakutkan, dan dingin, Novi lalu mengurungkan niatnya. Bella menghela nafasnya, mungkin alasan Novi takut karena dia belum kenal dengan Dani. Seggaf menyuruh Novi tanya lagi. Tapi Novi untuk sementara ini enggan berbicars duluan. 

Saat Dani mencari tentang perkembangan kasus pembunuhan kawannya yaitu Adume, Tiba-tiba ada seseorang berombongan datang masuk kelas. Wajahnya terlihat bukan seperti seorang baik.  Terlihat seperti psiko. Dia masuk seperti dialah yang punya kampus. Dani seperti berhenti mengetik. Dia menahan amarahnya ketika dia bertemu dengan gerombolan orang-orang ini.

"Wah... Dani. Masih bisa juga lu berkeliaran disini. Bukannya lu masih dipenjara? Selamat ya lu udah bebas! Tapi jangan ngebunuh orang sembarangan lagi" kata Orang itu.

Dani menanggapinya dengan tersenyum tersungging. Orang itu duduk diatas meja diposisi dimana Dani duduk.

"Oh.. senyum lu. Bisa senyum ternyata. " kata orang itu dengan mengerutkan keningnya. Kelakuannya semakin menjengkelkan. Dia memiringkan kepalanya dengan keingin tahuannya apa yang dilakukan Dani saat ini. Ternyata Dani mencari informasi tentang Adume. Setelah itu dia menegakkan kepalanya kembali dan menuntup laptop pria tersebut. Dani kesal dengan kelakuan orang ini. Nama orang ini adalah, Morgan. Morgan mulai menatap Dani dengan tajam. Ia tak peduli dengan orang-orang disekitarnya melihat mereka. 

"Adume Hasuasa. Kenapa lu masih membahasa orang sudah mati?" tanya Morgan dengan kesal. Dani tidak peduli dengan Morgan. Dani menghadapi Morgan dan membalas tatapannya. Semua orang menyaksikan mereka berdua. Dani kemudian menyingkirkan laptopnya disana. Dani tersenyum seperti orang yang sedang mengancam. Ia lalu berkata...
"Ternyata, Lebih baik si Kiran mati ya?" Kata Dani. Morgan kesal dan menarik kerah baju Dani.

"Apa lu bilang? JAGA MULUT LU DAN JANGAN BANYAK BICARA" kata Morgan marah dengan mulut bergetar hebat. Dia masih menarik kerah baju Dani. Semua orang mulai menyakisikab mereka berdua. Mereka menganggap Morgan seperti mengajak orang yang sedang berkelahi. Tapi didepan semua orang. Dani melepaskan genggaman Morgan dan meletakannya diatas meja. 

"Sabar kawan. Dia sudah tenang. Jangan marah. Gue penasaran, apa yang akan terjadi selanjutnya." Kata Dani. 

"Gue pengen cari villain sebenarnya" kata Dani dengan tatapan yang sumringah tapi seperti ingin mencekik. 

"Hahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahaha" Morgan tertawa keras. Dia seakan-akan sedang mencemooh.

"Dia kebanyakan nonton drama" kata kawannya Morgan.

"Anggap aja gue sedang nonton drama. lu semua adalah pemeran utama dan kita semua adalah sutradaranya. Oh, bukan ! Kritikus film yang akan mengkritisi apa yang terjadi"

Kata-kata Dani yang membingunkan semua orang. Novi dan Bella yang menyaksikan ini mulai berbisik-bisik.

"Apa yang terjadi?" Bella bisik-bisik

"Gak tau" Novi menggeleng-geleng sambil berbisik. Seggaf dan Karmi juga melihat mereka dengan fokus. 

Setelah itu dosen masuk kekelas dan perkelahian dihentikan.
----------------------------------------------------------------------------------$-----$__$-&@&@*@&@&!&#&@*@*#&&@*@(#)

Malta keluar dari kantor. Dia berjalan mengelilingi danau dimana posisi Adume pertama kali ia temukan, bersama dengan penjual martabak mini tewas. Ia ingat sekali kala malam itu, ia berenang berusaha menyelamatkan Adume dengan kondisi tak bernyawa. Wajahnya pucat dan matanya terbuka. Dan disekitar area danau, masih ada garis line polisi yang terhubung satu dengan yang lainnya.

Area disekitar danau biasanya dipakai untuk acara KBM. Yang dilaksanakan sehari pada pertengahan bulan. Ia duduk dibawah pohon sambil tidur disana. Rerumputan,pohon-pohon serta angin sepoi-sepoi membuat matanya menganntuk.

Suatu hari:

malam jam 00.00

Gerombolan pria sedang menampar wajah seseorang. Dia ditampar habis oleh seniornya. Yah, disana ada Adume yang posisinya tangan terikat oleh tali dan mulutnya dibekap. 

"Inikah mahasiswa baru yang ngelaporin kita ke dekan? Udah miskin, blagu lagi !" Orang itu kemudian menjambak rambut Adume. Adume yang saat itu berusaha berusaha melepaskan ikatannya, dipukul pakai kayu tanpa ampun. Orang itu menjambak rambut Adume kemudian si Adume di ludahi. Yang parahnya lagi, mereka menanggalkan celana Adume kemudian, memasukan tangan mereka kedalam celana dalam Adume. Adume berusaha mengelak bahkan berusaha menendang mereka, namun sayang kakinya terikat oleh mereka. Mereka memainkan 'milik' Adume. Adume mengelinjang hebat sambil menangis. Dia seperti harga dirinya sebagai seorang laki-laki terenggut karena kocok 'milik' Adume. Mereka melecehkan Adume secara sexual sambil tertawa. Wajar mereka samar-samar. Tapi yang terlihat jelas adalah yang mengikat kaki Adume. Gani.

Lalu kejadian melompat diwaktu siang, dan sosok Adume mulai berbicara.

"Aku, akan membunuh mereka satu persatu. Nanti dia akan tewas didanau ini" 

End story on Dream:

Mimpi itu terasa nyata oleh Malta. Ya ampun, apa ini? Apakah Adume diperlakukan seperti ini sebelum dia meninggal? Ia segera terbangun melihat danau yang terlihat mengerikan. Malta mengucek-ngucek matanya. Setelah Kiran, Gani akan jadi korban berikutnya? Apa ini pembalasan yang dilakukan bertahap? Malta berharap semoga ini hanya mimpi bukan kenyataan.









Komentar