Aul kembali bekerja. Ia kali ini pergi dengan temannya yang bernama Intan. Saat ia keluar, wanita cantik itu tiba-tiba tercengang. Semalam, tepatnya di waktu pagi, ia merasa bahwa ada banyak bercak darah itu menempel dimana-mana. Tapi, entah kenapa semuanya menghilang begitu saja. Ia terdiam sejenak kala orang tidak lagi repot-repot untuk membersihkan sekitar area pekarangan rumah mereka.
"Ayo Aul, kita pergi"
"Ah, ia"
Ia sekilas melihat kawanan ibu-ibu yang sedang berkumpul di satu titik di mana pedagang sayur kaki lima berhenti. Seperti biasa, ketika mereka sedang bebelanja pasti ada yang menggosip, Entah itu tentang politik, tetangga mereka sendiri, atau selebriti. Tapi, pembahasan mereka kali ini bukan sesuatu hal yang biasa. Melainkan sesuatu hal yang mistis.
"Rumah awak se barasiah jadi e. Iko pasti ulah Inyiak ma ndak? ( Rumah saya saja jadi bersih. Ini pasti ulah inyiak)" Ujar mereka sambil memilah-milah sayur yang akan di masak.
"Inyiak? Nggak mungkin. Inyiak itu biasanya di pakai untuk ilmu hitam, yang tingkatannya paling tinggi."
"Gak ada juga yang gak jahat. Biasanya mereka adalah penjaga gunung yang menyelamatkan orang-orang tersesat. Siapa tahu yang baiknya"
"Mungkin saja kali ya. Soalnya, aneh banget rumah bisa bersih begitu dengan sendirinya,. Kalau manusia biasa nggak mungkin. Palingan, mereka hanya mampu membersihkan di sekitar rumah saja. Itupun, ada juga yang malas"
"Ia, benar juga ya."
"Mana ada manusia biasa yang bisa mengerjakan hal seperti itu dalam sekejap? Ia kan? Buktinya kemarin, pagi memang ada banyak darah yang berceceran. Terus siangnya, udah gak ada. Padahal belum ada satupun petugas kebersihan dari dinas yang turun kelapangan."
Pembicaraan yang menarik. Membuat Aul juga ingin ikut nimbrung. Akan tetapi, sahabatnya sudah lama menunggu di tempat parkiran.
Pada saat ia sedang masuk, Intan memutar lagu Minang yang judulnya sayang babagi duo versi akustik.
'Rusuah bana den mandapek mimpi, nan datang tadi malam.
Raso cincin nan lakek di jari, di baok tabang balam'
Ini juga merupakan lagu kesukaan Aul saat ia masih memiliki keluarga yang utuh. Sekarang ini hanyalah tinggal kenangan.
"Tumben kamu memutar lagu Minang"
"Aku cuman nostalgia aja. Soalnya, lagu ini mengingatkan aku pada masa SMA-ku juga. Apalagi, kalau guru gak ada, mereka pasti nyanyi bareng pakai gitar."
Mobil kemudian jalan.
Perjalanan di mulai. Di dalam mobil, Aul diam sejenak mengingat semua yang dikatakan oleh ibu-ibu itu. Memang, tidak masuk akal rasanya kalau manusia biasa membersihkan semuanya dalam waktu sekejap. Ini sehari saja sudah hilang, seperti terkena hujan. Hujan deras-pun kadang, meninggalkan jejak noda pasir yang mungkin masih melekat di sela-sela bagian rumah mereka. Dan itu juga bisa di bersihkan secara bergotong royong.
"Apa yang pikirkan Aul? Pagi-pagi, jangan bengong."
"Gini loh. Aku itu heran, kan kemarin di simpang labor, itukan banyak darah yang tercecer. Kamu lihat kan, semalam?"
"Ya terus?"
"Nah, pada saat kita pergi itu hilang dalam sekejap aja tanpa ada sisa satupun"
Mendengar itu awalnya Intan menganggap, Aul hanya berhalusinasi semata. Namun, setelah di ingat-ingat pada saat ia datang di mana lokasi Aul tinggal, ia jadi tersentak kaget.
"Ia juga ya. Seharusnya, kalaupun masih ada noda darah, harusnya ada petugas dari dinas kebersihan yang turun dong. Dan ngebersihin jalan sebesar itu sampai masuk kampus lagi, harusnya itu butuh banyak personel Aul. Ini kok bersih banget, sampai gak ada sisa?"
"Nah itu makanya, aku juga heran. Tapi, aku dengar dari obrolan ibu-ibu, katanya yang ngebersihin semuanya itu Inyiak balangtigo" Kata Aul yang barusan mendengar percakapan dari ibu-ibu itu. Intan kemudian rem mendadak, lantaran ia terkejut. Intan lalu memantikan musik yang ia putar.
"Inyiak? Siluman harimau dari gunung Singgalang?"
"Mungkin"
"Kemarin, aku juga dengar ada Inyiak atau Cindaku katanya dari Jambi."
"Jambi?"
"Ia. Semalam, di salah satu rumah sakit, ada kucing pincang tanpa telinga datang kesana. Kucing itu datang menghampiri salah satu bayi yang kemarin itu datang. Konon katanya, kucing itu mau bikin bayi itu tambah parah"
"Terus?" Aul jadi semakin penasaran dan mendengarkannya dengan serius.
"Jadi pada saat yang bersamaan, ada dua orang cowok ganteng, yang gantengnya di luar nalar. Maksudnya cakep gak kaya manusia pada umunya. Nah, dua orang ini datang menggendong bayi yang pada saat itu, sebenarnya gak bisa di tangani oleh dokter specialis anak. Mereka peluk bayi itu, sambil ngelus perutnya dan kemudian sembuh"
"Terus, kucing pincang itu gimana?"
"Jadi, di saat yang bersamaan pula ada kucing hitam, datang menyerang kucing pincang ini secara membabi buta. Mereka berkelahi dan anehnya kucing pincang itu juga kuat. Harusnya, kucing kaya gitukan gak bisa berantem. Ini bisa berantem. Sampai perlatan rumah sakit itu berantakan Aul. Bahkan, salah satu cowok ganteng itu berusaha melerai mereka, tapi malah terpelanting. Anehnya lagi, mereka berdua bisa ngomong kaya manusia normal" Ujar Intan menjelaskan secara detail. Sebab, dia pagi-pagi memang terbiasa membuka berita. Jadi makanya ia simak baik-baik sedetail-detailnya. Aul makin penasaran, lantaran ia fikir kejadian itu mitos. Kenyataannya, benar-benar terjadi.
"Lalu gimana kucing pincang sama kucing hitam itu"
"Yah, orang kagetlah. Mana ada kucing normal yang berbicara seperti manusia? Tidak ada Aul. Itu cuman ada di film fantasi. Nah, perkelahian itu di menangkan oleh kucing hitam. Kucing hitam itu meminta kepada salah seorang untuk memberikannya cowok tampan itu. Cowok itu nerima, dan akhirnya kucing pincang itu, kepalanya di pelintir dan putus Aul. Terus cowok itu kedua bola matannya berubah, kaya Lee Yeon di Tale of the nine tailed yang menampakan warna asli mata rubah, tapi dia masih dalam wujud manusia. Ah, cowok itu menunjukan identitasnya yang asli, bahwa dia adalah cindaku dari gunung kerinci"
Mendengar itu Aul terdiam. Tapi ada sesuatu hal yang membuat dia penasaran, kenapa kucing itu harus dibunuh. Ia benar-benar tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Terus, kucing pincang itu kenapa kepalanya harus di pelintir sampai putus?"
"Konon, kucing itu jelmaan atau bentuk lain dari palasik kuduang"
Plot twist di akhir. Ia tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Ia penasaran, siapa pria tampan yang di sinyalir adalah cindaku itu. Ini adalah titik terang yang mungkin bisa membantu, di mana posisi kakaknya berada.
"Aul?"
"Kamu tau, kenapa abang aku menghilang? Abang aku dinikahi secara paksa sama palasik kuduang"
"Abang kamu di nikahi paksa sama palasik Kuduang?'
"Ia Intan. Gara-gara mereka, saya kehilangan semua anggota keluarga saya, dan hanya saya yang tersisa. Dan sekarang, saya gak tau di mana abang saya. Bapak saya tewas gara-gara ada yang ngasih tubo ke minuman yang beliau minum. Ibu saya, di serang sama hantu suluah. Saya harus ketemu sama mereka" Ucap Aulia penuh dengan emosi. Intan yang mendengarnya juga terasa sakit.
"Kalau kita mau ketemu, kita harus ke gunung Kerinci atau Singgalang. Tapi kita harus bawa redaksi dan salah satu orang yang ahli dalam ini. Yah, anak indigo"
___________________________________________________________________________________
Sambadewa, Monra, dan Dama berkumpul dalam satu meja di rumahnya yang mewah. Mereka berkumpul di sebuah ruangan, di mana penuh dengan gambar Harimau. rumah adat, rebab dan sesuatu hal yang berbau tradisional yang ditata secara elegan.
"Dama, tunjukan dokumentasi yang kamu dapatkan semalam" Ujar kakaknya yang meminta bahwa apa yang dia alami harus di bawa ke redaksi.
"Ini" Ujar Dama.
Di situ ia sebuah gambar kucing tanpa kepala, yang dia dapatkan dari seseorang yang sempat-sempatnya mereka kejadian semalam.
"Oh ya, Dama. Mayang mana?" Tanya Sambadewa.
"Ah, Mayang. Dia malah berburu ikan larangan"
Mereka malah tepuk jidat dengan kelakuan siluman kucing satu itu.
"Ya sudahlah, kita berempat saja"
Mereka kemudian setuju.
"Makin lama, pergerakan dari Puti Salati semakin massive. Kita yang bukan manusia, jangan sampai jatuh cinta pada mereka. Ingat, ini bertentangan dengan apa yang telah di atur oleh yang menciptakan kita. Jika kita mencintai mereka, artinya kita dan mereka akan mendatangkan kerugian berupa petaka"
"Memang seberapa cintanya Puti kepada Zainal?" Tanya Sambadewa.
Monra yang hadis di sana, sebagai seorang kakak yang rela berkhianat dengan sang adik, hanya menghela nafasnya.
"Dia sangat jatuh cinta pada Zainal. Bahkan dia rela melakukan kekerasan kepada Zainal. Saya tahu persis itu. Bahkan dia menamparnya tanpa ampun. Saya juga tidak menyangka, dia mengkonfrontasi anda inyiak. Saya Minta maaf"
"Kenapa anda yang harus minta maaf? Dia yang harus minta maaf sama saya"
"Tapi Inyiak, saya kakaknya"
"Anda terlalu banyak menanggung kesalahan orang lain. Lagian dia sudah tua, usianya sudah mau memasuki 900 tahun. Kenapa dia tidak mau bertanggung jawab atas kesalahannya sendiri"
Monra meminta maaf pada inyiak, karena dia begitu menyayangi adiknya. Tapi semua itu di tolak, lantaran usia adiknya sudah mau memasuki 900 tahun. Kenapa harus dia yang minta maaf? Benar juga, tapi ia merasa bersalah lantaran sebagai seorang kakak, ia tidak begitu perhatian kepada adiknya.
"Kamu tidak perlu minta maaf atas kejadian ini" Ujar Inyiak.
"Tapi saya gagal mendidik adik saya dengan baik"
"Tapi kamu tidak salah. Monra, kalau kamu menanggung dosa adik kamu terus-terusan, kamu bakal membawanya sampai ke akhirat. Kamu mau?"
"Tidak inyiak"
"Ya sudah, kita fokuskan ini saja dulu. Jangan menanggung dosa, orang yang sudah baligh. " Tegas Magek kepada kawannya itu. Semua ini dia katakan karena dia menyayanginya sebagai saudara. Dia tahu, beban apa yang di tanggung oleh Monra selama menjadi seorang kakak. Dan ini sudah kelewat batas. Mau tak mau, dia harus menyusun rencana bagaimana memusnahkan Puti Salati.
"Asalkan kalian tahu, Puti Salati sudah bertindak terlalu jauh. Dia telah membunuh ayah dan ibunya Zainal dengan ilmu hitam paling tinggi"
Mendengar itu, mereka semua kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Magek Jobang. Apalagi yang membuat ia tidak bisa berkata apa-apa adalah, Puti telah melakukan praktek ilmu hitam.
"Menurut beberapa sumber yang saya dapatkan, Zainal mempunyai saudara perempuan yang di sinyalir bekerja sebagai seorang wartawan harian koran. Orangtuanya di sinyalir dibunuh dengan menggunakan pratek ilmu hitam, pasca Zainal menghilang"
"Praktek ilmu hitam?" Tanya Dama dengan saksama.
"Ia. Diantara kedua orangtua dari wanita ini, sang ibu di bunuh dengan menggunakan perantara hantu Suluah"
"Weh, ndak iyo tu do lai. Hantu Suluah tu ilmu hitam nan paling tenggi tu mah( Gak benar ini. Hantu Suluah itu ilmu hitam yang paling tinggi itu)."
"Terus ayahnya?"
"Ayahnya di sinyalir karena Tubo"
Tubo adalah semacam perantara, yang di gunakan untuk memelet orang lain, tapi dengan minuman atau makan bekas di makan oleh target.
"Untuk saat ini, saya tidak bisa menyebutkan siapa nama perempuan ini. Tapi yang jelas saya sudah mengutus salah seorang yang akan menelusuri gadis ini"
"Siapa tuh?"
"Sambadewa. Dia adalah orang yang berpengalaman dalam hal ini"
Komentar
Posting Komentar