Pria berwajah tampan itu sedang menunaikan ibadah, bersama dengan masyarakat lainnya. Dia berperan menjadi imam di masjid. Ia mengumandangkan takbir dengan begitu merdunya. Membuat semua orang khusyuk sambil membaca bacaan solat, dan para jin penjaga masjid juga sedang ikut mengisi shaff yang kosong. Mereka yang ikut beribadah adalah jin yang diutus oleh petinggi mereka, yaitu raja gunung Singgalang. Semenjak mereka diutus, tidak ada satu makhlukpun, yang berani menggoda Zainal. Mencoba di gaduh berkali-kali, tetap saja, palang pembatas telah menghalangi membuat mereka berkali-kali jatuh terpental.
Kumandang ayat begitu merdunya, tidak membakar kulit-kulit Jin itu. Biasanya, bangsa mereka akan musnah bila dilantunkan ayat suci. Tapi ini, walau rupa mereka bentuknya aneh-aneh mereka tak hangus. Tidak seperti mereka yang tak beribadah, sekali mereka mendengar kepingan kulit mereka hancur lebur bagaikan kertas yang terpanggang, diantara kobaran api. Mereka beriman, lantaran mereka percaya apa yang diperbuat, bakal dipertanggung jawabkan.
Siksaan akhirat jauh lebih perih, daripada di antaranya yang tertatih-tatih mengharapkan indahnya surgawi. Mereka memohon ampun pada Tuhan yang menciptakan mereka. Tuan mereka, selalu mengajarkan bahwa hidup tak bisa lepas dari aturan Tuhan. Bentuk jelek tidak apa-apa, asal mereka beriman. Keindahan manusia terletak pada iman.
Zainal melaksanakan solat dengan khusyuknya. Gerakan berdasarkan 13 rukun dia jalankan dengan baik. Zainal hidup dalam kesendirian. Dia di asingkan oleh Magek Jobang disuatu tempat. Jauh dari kota Padang, di tanah kelahirannya.
Flashback:
Ia dibawa oleh Magek Jobang di suatu tempat lewat pintu pintas. Magek menjamin keamanannya bahwa dia akan kembali, jika inyiak berhasil menemukan adiknya. Dia dulu terpaksa menikah dengan palasik kuduang. Secantik apapun Puti Salati dalam wujud manusianya, ia tidak akan tertarik. Dia itu jin, sementara dia manusia. Alasan Magek membawanya ketempat yang aman, ia sadar derajat manusia lebih tinggi darinya. Pintu terbuka. Ia masuk ke sana. Seketika pintu itu menghilang.
Redback
Zainal sekarang aman. Ia dijaga ketat oleh bala tentara Magek. Setelah solat selesai, Zainal berdoa semoga keluarganya baik-baik saja. Di lain hari, dia berharap agar berkumpul kembali dengan keluargannya.
Ia keluar dari masjid. Dia pulang bersama dengan jemaah masjid yang lain. Bercengkrama membicarakan hanyak hal. Tapi sesuatu yang mengaggetkan terjadi. Ia melihat ada sesuatu yang berapi, mirip seekor burung akan mendarat dihadapannya. Semua orang kaget dan berteriak seolah-olah ingin melarikan diri, takut terkena percikan apinya. Mereka menganggap itu adalah teror hatu suluah.
Lalu burung itu berdiri dihadapannya, dan kobaran api menghiasi badannya perlahan-lahan membentuk sebuah bulu, dan dia menjadi seekor burung seutuhnya. Warnanya cantik dan matanya tajam, sedang membawa amplop dan diberikan kepadanya. Semua orang heran dengan hal itu. Mereka seperti melihat seekor burung, yang terdapat dalam film fantasi.
Ia mengambilnya. Setelah itu, burung itu terbang kembali. Ia membuka isi amplop tersebut. Rupanya itu adalah surat dari Magek Jobang, yang ditulis dengan menggunakan aksara Minang lama. Ia membacanya dengan saksama. Rupanya ada berita mengejutkan, bahwasannya mereka telah bertemu sang adik. Tapi yang membuat ia harus menerima kenyataan pahit, bahwa orangtuanya telah meninggal dunia, akibat di teror oleh palasik kuduang. Ini membuat dia tambah benci dengan Puti Salati. Bahkan kalau sempat bertemu kembali, ia bersumpah akan membunuhnya dengan tangannya sendiri.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ke esokan harinya, Sambadewa mulai bekerja di hari pertamanya. Dia di antar oleh Magek Jobang. Sesampainya di kantor, Sambadewa merubah namanya menjadi Rihanna. Magek mengantarkannya sampai ia masuk ke dalam gedung kantor. Sebelum ia memulai misinya, ia harus memastikan bahwa Aul harus dalam keadaan aman. Tugasnya di sini, tidak hanya sekedar bekerja, tapi menjalankan sumpah dan janjinya kepada Zainal yang ia lindungi.
Sebagai raja penjaga gunung Sumatera Barat, ia tidak boleh melanggar sumpahnya. Sebab ia juga menjaga janjinya hanya untuk Allah Yang memberikannya kehidupan yang panjang.
Para pria yang lewat, terpesona dengan kecantikan Rihanna. Dia bagaikan dewi, yang memancarkan cahaya dipagi hari, hingga pria-pria tersebut, tidak bisa berpaling darinya. Para wanita juga menganggumi kecantikannya, kecuali Aul yang memandang berbeda.
Ketika gadis itu menatap dua orang ini, dia berfikir bahwa mereka bukanlah manusia. Ketampanan dan kecantikan mereka, begitu agung sehingga ia menganganggap ini seperti legenda Rama dan juga Sinta. Kedua cerita rakyat atau mitologi yang berasal dari tanah Jawa.
Rihanna menatap gadis itu. Dia tersenyum sambil menyiratkan pertemanan, kepada Aul. Gadis itu merasa aneh. Biasanya gadis cantik seperti ini, akan berlagak songong dengan pandangan mendongak ke atas. Tapi ini tidak, dia memancarkan aura kebaikan yang mengiringi kecantikannya.
Intan yang berdiri di samping Aul juga merasa heran, mengapa gadis itu menoleh hanya kepada mereka?
"Apa kamu mengenal wanita itu Aul? Sepertinya dia tau semua tentang mu." Tanya Intan dengan curiga.
"Aku gak kenal dengan dia. Kita aja baru ketemu di sini, udah dua harikan? Bahkan kamu juga jatuh cinta pada pandangan pertama, dengan cowok itu." Ujar Aul dengan jujur pada Intan.
Wanita itu kemudian masuk ke dalam kantor. Aul menilai, tampaknya mereka adalah pasangan suami istri. Lalu, kemudian mereka disuruh kembali kerja.
Mereka seperti anak sekolah yang kalau sudah ada guru yang masuk, pasti mereka bakal segera mencari bangku. Waktu demi waktu berlalu. Aul pergi ke mesin fotokopi gunan untuk menggandakan hasil kerjanya. Dokumen yang asli, harus dia berikan kepada direktur utama. Gunanya, bahwa apa yang dia buat murni buatan tangannya sendiri.
Biasanya, sebelum ia salin ke dalam blog resmi, ia akan membuatnya di dalam Ms.Word terlebih dahulu. Habis itu dia print, kemudian ia fotokopi dan simpan.
Selang beberapa saat kemudian wanita itu, datang ke dalam ruangan mereka, dengan direktur redaksi.
"Semuanya. kita kedatangan karyawan baru. Namanya Rihanna. Saya harap, kalian bisa membantunya dengan baik"
"Halo, nama saya Rihanna"
Wajahnya bagaikan sebuah lukisan. Garis matanya yang cantik, namun tegas, membuat para pria tersihir. Meja kerja yang dipilihkan untuk karyawan itu, adalah bersebelahan dengan Intan dan juga Aul. Berarti berada di tengah mereka. Setelah itu wanita tersebut mulai bekerja.
Diam-diam, ia melihat sekitarnya. Tampaknya, mereka adalah orang yang sangat ramah . Tapi ia harus berhati-hati bahwa ini adalah misi terberat Sambadewa, setelah ratusan tahun lamanya. Diam-diam, Rihanna melihat meja Aul. Di sana banyak tempelan kertas foto Zainal. Wajahnya mendadak sedih. Untuk hari pertama, ia bertindak sebagai anak magang. Ia tidak boleh lancang untuk mengungkapkan di mana Zainal berada. Intinya bertindaklah seperti anak baru.
Ia duduk di kursi barunya. Komputernya tertata dengan rapi. Intan yang memandangi karyawan baru disampingnya, harus berkata jujur bahwa wanita ini memiliki kecantikan yang diluar nalar. Kharismanya, dapat membius pria-pria itu, yang datang berbondong-bondong ingin meminta nomor WA-nya. Ini sama seperti ketika ia bekerja dulu di tanah Jawa. Ia berusaha tersenyum ramah, kepada mereka. Tapi ia harus membatasi diri. Intan mencoba memperkenalkan diri, kepada wanita itu.
"Saya Intan."ujarnya menyodorkan tangannya. Untung saja, wanita disamping Rihanna berkenalan lebih dulu.
"Saya Rihanna" ia membalas salamannya.
Kemudian selesai menyalin data, Aul memperkenalkan dirinya juga. Sambadewa menatap Aul lama-lama. Memang benar kata Magek Jobang, dia sangat mirip dengan Zainal.
"Saya Rihanna"
"Wah, dari suaranya saja dia merdu banget" ujar para pria yang mulai macam anak abg.
Rihanna tersenyum dengan gerombolan pria, yang berbondong-bondong ingin berkenalan dengannya. Tapi Rihanna memberikan salam tanpa menyentuh, lantaran itu bukan Muhrim. Sementara diluar Magek menahan rasa cemburunya, lantaran wanita di kerumuni oleh pria-pria yang berkelakuan seperti buaya. Bukan buaya sih, binatang itu setidaknya masih setia dengan pasangannya.
Hari pertama bekerja, Sambadewa tidak mengerjakan apapun. Dia melihat situasi kantor yang tampak sibuk. Tapi ada yang sempat-sempatnya membuatkan kopi untuknya. Namun ia menolak lantaran ia kurang suka kopi.
Waktu demi waktu berlalu. Sekarang jam istirahat. Sambadewa ingin pergi ke toilet untuk mencuci tangannya. Tapi diam-diam ia melihat banyaknya selebaran wajah Zainal, di meja adiknya.
"Kalian mau apa?" Tanya Aul kepada mereka berdua.
"Aku mau martabak yang kecil-kecil itu." Ujar Intan.
"Rihanna mau apa?" Tanya Aul juga menawarkannya pada karyawan baru tersebut.
"Saya maunya bungkusan mie telur goreng. Ini uangnya" Rihanna mengeluarkan selembar uang ratusan. Aul melihatnya seakan-akan wanita ini menitip sesuatu.
"Nggak usah. Saya yang bayarin. Tunggu sini ya" ujar Aul yang kemudian beranjak pergi.
Sambadewa tersenyum saat Aul berlari. Lalu kemudian, ia melihat meja orang yang dia jaga itu. Gelagat Rihanna, membuat Intan curiga dengannya. Tapi Rihanna berusaha relaks dan kembali seperti biasanya. Intan mulai berdehem.
"Hmm. Itu abangnya Aul" ujar Intan memulai pembicaraan. Rihanna mulai menolehkan wajahnya kepada Intan.
"Abangnya?"
"Namanya Zainal. Abangnya menghilang belasan tahun yang lalu, saat mendaki gunung Singgalang. Konon abangnya di culik oleh sesosok makhluk, yang disinyalir bukan penduduk bunian. Tapi palasik kuduang" ujar Intan menjelaskan siapa pria itu. Ternyata memang benar, kawannya memang menculik Zainal.
"Mirisnya, keluarga Zainal menjadi tumbal bagi palasik tersebut. Ada yang di kirimkan guna-guna hantu Suluah. Ada yang lewat racun. Kalau orang sini bilang tubo. Itulah yang menyebabkan jadi anak yatim-piatu. Orangtua saya yang menggantikan merawatnya" ujar Intan menjelaskan detail siapa Aul sebenarnya.
"Sudah berapa lama kamu kenal dengan temanmu ini?" Tanya Sambadewa mulai penasaran.
"Sejak kuliah semester pertama. Kami bersahabat. Sekarang pertemanan kami sudah berjalan 8 tahun. Aul itu punya kemampuan khusus. Dia bisa mendeteksi, keberadaan makhluk halus. Itu dia dapatkan ketika sehabis abangnya menghilang"
Setelah ia tahu bahwa Aul punya kekuatan seperti itu, ia mulai mewaspadai. Identitasnya sebagai ratu Bunian takutnya bakal terbongkar. Namun dia harus bersikap biasa saja.
"Aul itu keluarganya seperti ungku Saliah. Punya ilmu putih. Makanya abangnya Zainal juga punya kemampuan yang sama."
"Ooh"
"Meskipun dia tau keberadaan makhluk halus itu, dia tidak akan mengusik mereka. Aul adalah gadis yang baik."
Aul menderita karena ulah dari Puti Salati. Ia teringat semalam kala ia dicium oleh Magek Jobang, dibagian pipi. Aduh kenapa dia mengingat itu? Kejadian yang tidak terduga saat Puti menangis meminta di mana Zainal berada. Dia ingin tau mengapa ia begitu menginginkan Zainal? Sejujurnya, ia kasihan dengan Puti. Akan tetapi, perbuatan kejinya sudah tak bisa di maafkan lagi.
Bahkan dia sudah membunuh kakaknya sendiri. Yang sebenarnya diam-diam disaksikan juga olehnya. Puti ini tipikal makhluk yang kehendaknya, harus di ikuti dengan secara paksa. Ia tidak suka dengan hal seperti itu. Puti sangat tega sekali.
Jika permintaannya tidak di ikuti, dia akan menjadikan makhluk lain untuk jadi mangsanya. Intan melihat gelagat Rihanna, yang menurutnya bersimpati dengan keadaan Aul. Tampak jelas dari wajahnya. Apa yang ia dengar hari ini, dia harus menyampaikannya kepada Magek.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Magek Jobang, sedang duduk di caffe yang posisinya dekat dengan kantor tempat Sambadewa bekerja. Dia menikmati makanan yang lauknya adalah rendang sapi. Aromanya semerbak, membuat makanan ini pantas menjadi makanan terenak di dunia. Bahkan koki diluar mencoba berulang kali melakukan penelitian, untuk mendapatkan bumbu asli dari Rendang.
Rendang buatan orang Minang manis tapi tidak memakai kecap, seperti buatan orang Jawa. Asli dari aroma kelapa yang diparut. Itulah kadang kala, ketika dia mengajak siluman lain makan bersama di Sumatera, ia lebih menyukai rendang buatan Sumatera Barat asli.
Terlihat seorang wanita masuk ke dalam caffe. Dia jalan begitu santai sambil melihat pemandangan sekitar. Tanpa sadar ia melihat seseorang dengan memakai jas warna hitam, dengan motif harimau yang disulam dengan benang emas.
Aul melihat pakaian pria itu terlihat mencolok. Namun karena dia tampan, hadinya pas buat dia. Meskipun begitu, ia tidak tertarik. Justru dia merasa aneh ketika melihat pria itu. Pancaran sinar emasnya bukan benang emas biasa, seperti orang menjahit sulaman peniti. Ia merasa ada kekuatan magis dalam pakaian itu.
Aul POV:
Apakah ini perasaanku saja? Aku melihat Rihanna dan pria ini memiliki keindahan yang tak wajar. Bukannya aku iri, tapi mereka memancarkan aura layaknya seorang dewa dan dewi dari kahyangan. Aku sangat sensitive akan hal ini. Kulit mereka putih bersih bagaikan bulan purnama, sorot mata pria ini seperti seekor harimau yang siap memangsa musuhnya. Namun dia bukan orang jahat. Pria itu menatapku kembali, sorot matanya bukan membuatku terpesona. Tapi malah membuatku takut. Anehnya, saat sinar matahari memantul ke wajahnya aku melihat sekilas pupil matanya mengecil, seperti seekor kucing, namun sebelahnya saja.
Akhirnya aku melanjutkan apa yang harus aku lakukan. Pria itu menang tampan, namun aura mistisnya begitu kuat. Apakah dia manusia atau tidak? Aku melihat ada 3 warna yang menjadi sumber kekuatannya. Putih, coklat terang, dan hitam. Seperti warna bulu seekor harimau.
Aku memesan 3 yang akan aku beli. Dan aku menunggu di meja. Saat aku hendak duduk, sialnya aku bersebelahan dengan dia. Pria itu melanjutkan makannya dengan lahap.
"Kau mirip dengan abang mu ternyata" ujarnya menganggetkan aku. Tunggu, bagaimana dia tahu bahwa aku punya saudara laki-laki? Aku diam sambil mengigil.
"Tanang se lah. Abang adiak aman di tangan ambo. Nyo hiduik sampai kini. (Tenang saja. Abang dari adik aman ditangabku. Dia hidup sampai sekarang)"
Apakah dia sedang berbicara denganku mengenai Zainal? Tidak mungkin. Aku harus memastikannya apakah dia berbicara denganku?
"Uda mangecek jo awak kan?(Abang ngomong sama sayakan?)"
Dia dengan santainya mengaduk-aduk nasi dengan tangan, sambil menjilat jari jemarinya bicara dengan santai.
"Yo. Awak mangecek jo adiak. Zainal aman. Kalau sempat paja tu tau di ma Zainal kini. Den puga paja tu lai.( ya. Aku bicara pada adik. Zainal aman. Kalau sempat dia tau Zainal sekarang, aku bunuh dia)"
"Di ma bang Zainal kini bang? Ambo lah lamo ndak basobok jo inyo bang. Di ma nyo kini bang? Itu keluarga ambok satu-satunyo. Tolong agiah tau bang. Amak abak ambo di karajoan jo paja lancik ubilih bang ( Dimana bang Zainal bang. Saya sudah lama tidak bertemu dengannya. Di mana dia sekaranf bang. Itu keluarga saya satu-satunya. Ibu saya diguna-guna sama orang sialan macam iblis bang)" ujarku mulai mengadu.
"Beko abang agiah tau. Abang bajanji jo adiak (Nanti abang kasih tau. Abang janji)"
"Apa gak bisa sekarang bang? Saya mau tau keluarga saya di mana?"
"Saya belum bisa memberitahunya. Saya takut, kalau kamu ke sana makhluk itu akan mengikuti kamu. Mungkin kita akan sering bertemu esok. Di waktu yang tepat saya akan beritahu semuanya. Untuk saat ini, saya hanya kasih kabar saja dulu"
Yah, untuk saat ini aku akan sabar terlebih dahulu. Tapi setidaknya aku sudah tau kabar bang Zainal sekarang. Akhirnya aku lega.
End POV
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Magek Jobang akhirnya bertemu dengan Aul. Dia tampak ketakutan kala berbicara dengannya. Aul sudah diterpa rasa kesendirian yang amat dalam. Itu semua sudah tergambar diwajahnya. Aul yang malang, menjadi tumbal tidak bersalah bagi Puti Salati yang egois. Dia harus menggunakan strategi terakhir bagaimana dia harus bisa membunuh Puti.
Bahkan abangnya saja sudah angkat tangan.
Aul menangis bahagia saat ia tahu kalau abangnya hidup dan ada. Ia tidak bisa menahan rasanya. Zainal rupanya tidak mati.
Saat Aul hendak mengucapkan terimakasih, pria itu seketika menghilang. Aul tak bisa membendung rasa bahagianya. Setidaknya, masih ada keluarga yang tersisa, tempat dia berlindung.
"Uni Aul?" Tanya pelayan menghantarkan pesanannya.
"Ia.."
"Ini pesanannya."
"Terimakasih" dengan wajah sambil menangis.
Dari kejauhan, di lantai atas Magek melihat Aul yang keluar dari restoran itu, dan segera kembali ke dalam kantor. Aul menangis terharu dengan apa yang dia dengar. Perasaannya campur aduk. Setidaknya, dia masih punya tempat untuk mengadu.
Ia tak sabar menceritakan hal ini kepada kawannya. Akhirnya posisi abangnya sudah ditemukan. Namun kebahagiaan itu ia simpan, lantaran orang masih menyambut karyawan baru nan cantik jelita itu.
Ia harus bersikap formal dan menghapus semua airmatanya. Sebab, nanti ia disangka menangis karena pria. Yang penting untuk saat ini, dia senang terlebih dahulu. Ia ceritakan nanti kepada Intan. Entah siapa nama pria itu, dalam hati dia mengucapkan terimakasih telah menjaga abangnya.
Waktu demi waktu berlalu. Magek menunggu Sambadewa pulang dihari pertamanya bekerja. Jam lima sore, ia kemudian keluar dengan anggunnya. Saat Magek keluar, para pria yang mengikuti Sambadewa seakan bertindak sebagai pengawal. Hal ini membuat hatinya sedikit panas.
Ia cemburu kepada Sambadewa, lantaran diganggu oleh para penganggum barunya. Mendadak Magek bertindak seperti pria yang posesive, di mana ia menggaet langsung wanita tersebut seperti suaminya. Melihat ketampanan Magek Jobang, mereka menjadi insecure lantara rupa mereka serasa tidak sebanding. Terlebih lagi ia memakai mobil mahal.
Sementara, Intan pulang dengan Aul yang sedari tadi melihat pria itu. Ia heran kenapa Aul tersenyum saat mereka hendak pulang.
"Kamu kenapa Aul senyum-senyum sendiri?"
"Itu suaminya kak Rihanna yah?"Tanya Aul yang memandangi, bahwa mereka adalah pasangan yang amat serasi.
"Kenapa emang? Kamu naksir?"
"Nggak. Cuman aku merasa, mereka bukan manusia. Kamu percaya gak makhluk halus ada disekitar kita?" Tanya Aul.
"Yah percaya. Kenapa tuh?"
"Abangku gak mati Intan. Mereka berdua yang menjaga abangku."
Mendengar itu Intan kaget setengah mati.
"Serius kamu?"
"Ia. Hanya saja, aku belum dikasih tau dimana abang berada"
Intan yang mendengarnya senang. Setidaknya, Aul masih punya keluarga. Habis itu mereka pulang ke rumah Intan. Karena keluarganya ada rencana makan malam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Puti Salati memandangi wajah kekasih hatinya. Ia masih menganggap, bahwa Zainal tidak mati. Ia merasa hampa. Jiwanya terasa kosong. Lukisan Zainal yang ia gambar, membuat ia semakin tersiksa karena rindu. Jatuh cinta memang indah, tapi rasanya sakit menyesakkan dada. Ia terbaring diatas renda kesayangannya.
Ia terbayang, kalau Zainal menciumnya ditengah malam sebelum tidur. Tapi ia merasa dihalang oleh raja harimau itu.
"Zainal...
Semenjak kau pergi dariku, aku merasa hampa karenamu.
Aku seperti orang gila yang haus akan cinta mu.
Kau kendalikan pikiranku tanpa izinku.
Aku mendekapmu dalam angan yang begitu semu.
Berjuta warna yang muncul dimuka bumi ini, semua bagai hitam dan putih.
Aku mengamuk selayaknya iblis sesungguhnya, mengamuk karena tak tau ke mana arah yang tuju.
Navigasiku hilang terputus oleh penghalang.
Zainal, tak dapat aku menafikan keindahanmu bagaikan bulan purnama.
Tapi kau telah membuatku terlalu cinta, yang terikat dalam sebungkus harapan.
Aku menyesal bahwa aku bukan manusia sungguhan.
Jika aku wanita seutuhnya, aku ingin mencium bibir merah merekah itu.
Mungkin cintaku dilain abad tak akan pernah bisa hilang.
Kau cinta pertamaku yang terlahir kembali. Setelah sebelumnya kau tak ada lagi di waktu itu.
Aku mencintaimu Zainal. Kenapa aku belum menyadari, bahwa kau seharusnya tak dapat aku miliki?"
Hati Puti meronta-ronta.
Ia seperti karakter kartun yang ada di dunia anime. Dia pernah menonton sebuah kartun, kala ia masih berteman dengan Sambadewa. Lewat ponselnya, ia menonton Sword art Online. Posisinya ini, dia seperti mencintai Kirito. Apakah dia adalah Alice?
Bau tubuh Zainal yang wangi ia ingat semuanya. Sampai ia teringat adegan Alice, pergi ke dunia nyata agar bersama Kirito.
Ia teringat dengan perkataan Monra, bahwa iblis hanya mencintai 1 orang saja. Sama seperti Rubah Gumiho siluman yang berada diseberang sana. Itulah mengapa hati Puti, tidak pernah berubah. Hal yang paling membahagiakan adalah, berjumpa dengannya.
Ia mencium lukisan itu ditengah kesendiriannya. Lalu ia tertidur.
Komentar
Posting Komentar