10.
Crazy Headmaster beginning.
Burung-burung elang menyelimuti ibukota. Langit pada
hari ini tetap saja biru seperti biasanya, hanya saja panasnya lumayan terik.
Bel dengan nada sonata finale no 34 dari John Hayden, mulai menggema di
sekitar pekarangan sekolah. Anak-anak berlari tergesa-gesa karena takut
terlambat. Sebagian dari mereka sudah ada yang mengambil posisi untuk berbaris
di lapangan. Satpam mulai menutup pintu pagar yang tinggi itu, namun seseorang
datang menggunakan sepeda motor dengan jenis legendary british vintage black,
masuk ketika ke area sekolah begitu kencangnya saat pagar hampir di tutup. Dia
memakai helm warna hitam, dan di mana ada sayap yang seperti sayap dewa Erros
sang dewa cinta (menurut kepercayaan Yunani).
Kehadirannya begitu mencolok hingga membuat semua murid
memandangnya terheran-heran. Bahkan Satpam yang hampir menjadi korban
tabrakannya, jantungnya mau copot lantaran begitu kencangnya. Bahkan melihat
motor yang memasuki area pekarangan sekolah mereka, cowok-cowok yang memakai
motor ninja¸beat dan sejenisnya membidik gambar orang yang tak pernah
mereka temui di sekolah mereka. Lalu
setelah gambar mereka potret, mereka scent dengan google chrome berapa
harga motor tersebut.
Orang-orang yang masih berbincang-bincang dengan
kawan-kawan kelas mereka, terpaksa menoleh kea rah orang yang menjadi trendsetter.Pusat
perhatian mereka tertuju pada orang
yang entah siapa itu. Orang itu
menanggalkan helm-nya. Mereka
semua tercengang. Seorang pria memakai ransel warna hitam, sedang
merapikan rambutnya di kaca spion. Wajahnya tampan dengan rambut Shaggy-nya.
Semua orang terkesima. Outfit yang ia kenakan tidak murah.
Diam-diam ada yang sudah berhasil melakukan scanning
terhadap orang tersebut. Rupanya harga sepeda moto yang dipakai orang aneh
yang datang darimana, memakai kendaraan setara dengan harga lamborgini yang
sering mereka pakai. Bahkan harganya
bisa lebih sehingga membuat mereka jantungan.
Dari jauh, seorang wanita yang memakai pakaian Lolita
menyusuri koridor sekolah. Langkahnya terhenti pada satu orang yang rasanya
ia kenal. Hikaru melihat kejadian yang mencolok ini. Seseorang dengan gaya
perlente masuk dengan gaya rambut seperti gaya rambut sambung tapi ini mode shaggy.
Tak hanya itu, Attila dan Qiran juga kaget dengan pemandangan ini.
Semua orang menghampirinya dengan tatapan heran. Dia
ini sebenarnya siapa? Hikaru menghampiri orang itu yang sibuk merapikan rambut
dengan kacamata hitam yang terpasang.
“Ikemen!!” Ujar Qiran. Attila mentoyor kepala
Qiran.
“Sadar Qiran dia bukan karakter anime”
“Jarang-jarang jamet ada yang ganteng” kata mereka.
Tak tanggung-tanggung, orang-orang juga penasaran outfit
yang dia pakai. Harganya juga tidak murah dan bikin ginjal mereka tergadai.
“Gak jadi gue beli blezzer-nya. Kemahalan”
Hikaru mendekatinya.
“Anda siapa ya?” Tanya Hikaru pada orang itu. Pria itu
menoleh dengan tatapan heran. Serasa ia mengenal Hikaru. Seolah-olah bagaimana
bisa dia lupa? Konyol sekali memang. Orang itu menyampingkan tas sandangnya,
sambil mengeluarkan sesuatu. Setelah ia mengeluarkannya, pria itu menutup
ranselnya sambil menunjukan sebuah amplop panjang berwarna putih. Dia kemudian
membuka isi amplop itu, lalu mengambangkan surat yang masih terlipat dan
menunjukannya kepada semua orang. Para murid mencoba mendekat untuk membacanya.
“I’M THE NEW HEADMASTER, BOKUWA NAMAE SALAZAR
SARLATA SINAGA( Saya kepala sekolah baru, nama saya Salazar sarlata Sinaga)”
Semua orang menyaksikannya. Perkenalan yang unik.
Biasanya mereka menyaksikan hal yang nyeleneh seperti ini di dalam drama Korea
atau anime Jepang. Sinaro yang
selalu menyendiri terperangah dengan apa yang dia lihat. Baginya ini adalah
sekolah bukan lokasi syuting. Tapi baginya pria yang satu memang sangat unik.
Gaya rambutnya tidak mencerminkan kepala sekolah pada umumnya. Vibes-nya
seperti Narumi dalam film Crows Zero tapi berponi. Bukan, lebih seperti rurounin
kensin dalam versi anime.
“Oshiete kudasai ! (mohon bantuannya)” dengan
bahasa Jepang sambil melambaikan tangannya. Mereka saling menoleh satu sama
lain.
Ia kemudian mematikan sepeda motornya, lalu beranjak
dari sana dengan memarkirkannya kesembarang tempat.
“Ini sekolah apa event Bunkasai?”
“Ndak tau aku”
Ia mendekat ke arah Hikaru. Sementara wanita itu masih
bingung dengan apa yang terjadi pada hari ini. Entah karena faktor dia belum
sarapan, pria tampan yang agak sedikit norak itu mendekat ke arah Hikaru.
Pemandangan ini, mereka seperti menonton film yang berasal dari komik Jepang
secara langsung.
“Daarring (Darling !) tolong antarkan saya di
mana ruang kepala sekolah”
“Baik, saya akan mengantarkan anda ke sana”
Hikaru mengantarkan pria yang mungkin sebaya dengannya
dengan wajah terperangah. Sementara para gadis memandangnya dengan tampang
memuja. Apalagi Qiran yang mungkin sudah jatuh cinta pada pandangan pertama
dengan orang itu.
“Ganteng banget ya Allah” Kata Qiran.
“Sadar Qiran!!! Masih pagi tolong” Ujar Attila
berusaha menyadarkan Qiran, dengan menggoyang-goyangkan Pundak.Qiran meminta
dilepaskan
“Ih, Attila! Kita sebagai hamba Allah tidak boleh
berdusta terhadap nikmat yang dia berikan. Apalagi nikmat hari ini adalah
keindahan yang begitu membius otaku, fikiranku, jiwa, meleleh aku seperti ice
cream yang di dekati kompor. Hah, shine bright like a diamond, sunlight
mama lemon”
“Suka hati kaulah Qiran!!!”
Para guru yang melihat seseorang yang tampan sampai
hampir kepalanya menghantam pintu. Sebenarnya, Sarlata tidak merasakan
kebahagiaan apapun di sekolah ini. Hawanya saja sudah gelap begini. Sekolahnya
memang elite, dan berkelas. Memang sekolah untuk anak saudagar kaya sama
sekelas bangsawan. Bahkan banyak sekali loker yang berjejeran di luar.
Hingga sampailah ia di sebuah ruangan yang amat rapi.
Ada sofa, Ac, kulkas dan ada ruang tambahan yaitu tempat tidur pribadi.
“Ini pak ruangannya”
Sarlata tidak percaya. Ini kantor apa rumah? Sampai
ada dapur pribadi, kamar mandi bahkan sofa serta TV meski yah …. Ada dokumen dan
buku-buku yang tertata rapi banyak sekali.
“Ini kantor?”
“Ia pak”
“Seperti rumah.”
“Ia pak, ini adalah ruangan kepala sekolah. Ruangannya
seperti ini, kalau misalnya kepala sekolahnya tidak bisa pulang kerumah pribadi
inilah tempatnya. “ Ujar Hikaru.
Dia menghadapkan wajahnya kepada Hikaru dengan tampang
arogannya. Sarlata heran, bagaimana bisa seseorang bisa lupa dalam sekejap
ketika dia sudah pernah bertemu sekali?
“Apakah anda punya ingatan yang buruk?” Tanya Sarla
dengan wajah serius. Hikaru yang tidak fokus merasa ada sesuatu yang
terlewatkan.
“Apa pak?” Tanya Hikaru yang benar-benar tidak mendengar
apa yang dikatakan Sarla
“Titidak jadi” Ucap
Sarla sedikit dongkol.
Ia kemudian memasuki ruangan itu dengan wajah yang
kagum. Bagus juga. Kalau ia pulang telat karena lembur, dia bisa menginap di
sini. Hikaru mencoba memandang wajah Sarlata dari jarak jauh. Pria itu membuka
kacamatanya, rasanya benar-benar tidak asing. Pernah bertemu di mana rasanya.
Untung saja wanita itu lupa. Kalau dia ingat bahwa dia
adalah seorang polisi yang menyamar, habislah.
“Pak waktunya kita berbaris. Apel pagi”
“Uh, ia tunggu
sebentar, saya mau letakan tas saya dulu”
Kepala sekolah baru menjadi headline news. Trending
topik di mana. Bahkan, ia sekarang di juluki sebagai kepala sekolah yang
paling ganteng sepanjang era. Sementara, Lidya dan kawan-kawan memandang dengan
penuh senyuman. Sepertinya kepala sekolah yang sekarang bisa di ajak join bersamanya. Karena dari cara dia
berpakaian memang terlihat sangat modis sekali.
“Sejak kapan klan Uchiha jadi kepala sekolah
kita?”
“Mungkin sejak perang dunia shinobi di pending
untuk sementara waktu”
“Gak salah negara kita ini negara Konoha. Tapi kok lu
bilang di pending”
“Boruto masih ada cuk!”
“Ia juga ya”
Fenomena, dia bagaikan tokoh anime versi nyata
meskipun wajahnya sedikit brewokan dengan senyum yang melengkung dengan jakun
yang dalam. Guru itu memakai stelan kekinian yang membuat para anak gadis
mungkin menjadi jatuh cinta. Dia punya wajah yang kokoh.
“Kalau kaya gini gue betah sekolah tiap hari cuman
ngeliat kepala sekolah”
“Ganteng banget! Gila”
Seorang gadis datang mendengar ocehan teman-temannya.
Kali ini Sandra tampak lebih kaku dari biasanya yang suka menampar orang
lain.Matanya tertuju pada seorang pria yang berusia 17 tahun sedang bingung
sendirian melihat situasi. Sandra ingin menghampiri calon tunangannya, Namun,
ada dua orang gadis yang datang menghampiri Sinaro. Dia tersenyum sumringah.
Dia mundur karena dia takut rasa cemburunya datang. Tapi, entah kenapa gadis
yang pernah ia tampar tampak cocok dengan Sinaro yang baik dan alim.
“Lu senang banget lihat Sinaro”
“Enggak, siapa yang senang? Biasa aja”
Anak-anak kemudian berbaris. Mereka mengambil
posisinya. Sementara itu Lidya memperhatikan kepala sekolah yang ia lihat dari
jendela, sepertinya bisa diajak bercanda.dan satu komplotan dengannya. Guru
yang mempunyai nama yang unik, mirip dengan nama asrama di dalam film Harry
Potter. Lidya kembali gabung ke dalam barisan untuk mengambil absen.
Anak-anak berkumpul. Kali ini pemimpin apel pagi
adalah kelas 2-5, siapa lagi kalau Sinaro. Di mana dia adalah ketua MPK yang
pangkatnya diatas OSIS. Sarla tidak keluar untuk sementara sebelum namanya di
panggil. Dia melihat seorang anak yang dikucir rambutnya, menggunakan pakaian
yang rapi dan berkelas.
“Anak SMA memiliki selera rambut yang bagus”
Kepala sekolah yang baru tidak muncul di tengah
lapangan. Hikaru terpaksa tidak berbaris dengan guru lain demi memanggil lelaki
nyeleneh yang tiba-tiba menjadi kepala sekolah.
Di dalam kantor dengan wajah penuh analisis, yang memunculkan hipotesa
di kepalanya. Kenapa sekolah ini terasa suram? Gelap seperti kekurangan oksigen
dan lebih banyak karbondioksida? Ruangannya sejuk dan berfasilitas yang
memadai, tapi jiwanya mendadak tidak tenang.
Hikaru harus menjemput kepala sekolah yang baru itu.
Dia harus memperkenalkan dirinya di depan semua murid. Ketika ia sudah sampai
di depan kantor kepala sekolah, Hikaru merasa sesak. Pagi-pagi sudah
mengeluarkan keringat.
Sarla memperhatikan sosok yang bernama Hikaru ini
dengan tampang yang mendadak suram. Wanita ini cantik, tapi kenapa dia bisa
lupa kepada orang yang dia temui semalam.
Menjengkelkan? Apakah dia menderita alzhaimer?
“Pak, anda harus keluar pak”
Sarla kemudian berdiri dengan santainya. Ia tidak
peduli dengan Hikaru yang menghimbaunya. Malahan Hikaru serasa di acuhkan
begitu saja. Pria itu berjalan lurus ke depan. Aura dinginnya seperti mafia
yang sering di gambarkan dalam platform menulis online. Hikaru
bingung dengan pria itu.
“Ige beoya” Ujar Hikaru bergumam dengan bahasa
Korea. Sarla keluar memakai kacamata
hitam. Gayanya begitu kontemporer. Seperti anak hipster tapi dipadukan
dengan Harajuku. Mode gayanya seperti pria Korea yang selalu memakai jas
yang menampakan kaus putihnya.
“Kenapa vibes-nya kaya Gojo Satoru ya? Tapi ini
rambutnya hitam” Ujar murid lain yang berdiri di belakang Qiran.
“Bukan dia mirip Shanks di One Piece”
Sementara di kubu pria.
“Aduh, Madara di Edo Tensei lagi jadi kepala sekolah”
Ujar salah satu remaja laki-laki dengan geleng-geleng
kepala.
“Tapi mukanya, muka Kabuto coi”
Sarla dengan santainya menyapa anak-anak dengan posisi
jongkok, kemudian ia berdiri serta menunduk. Semua orang heran dengan kepala sekolah ini.
Lalu, dia mengeluarkan sesuatu di dalam sakunya sebuah snack coklat yang
berbentuk astor, dengan lapisan dalam yang tebal, ia memakannya
seperti menyudu rokok. Mereka bingung dengan watak kepala sekolah yang baru
ini. Dia berdiri, sambil memasukan salah satu tangannya ke dalam saku.
Benar-benar aneh dan dia tidak peduli dengan tanggapan murid-murid yang saling
berbisik-bisik. Terkesan lebay, sementara Sinaro sebagai ketua barisan yang
melihatnya langsung sedikit jengkel. Dia berani-beraninya makan di depan siswa
yang berbaris di lapangan.
“Ini akibatnya kalau si Giyu di berikan amanat
oleh Ubuyashiki” Ujar yang lain ikut jengkel.
“Ia, basmi iblis aja sono!” Kata mereka yang pernah
menonton Kimetsu No Yaiba. Guru-guru-pun juga heran dengan pemimpin mereka.
Santai sekali seperti ia tidak peduli dengan omongan orang. Sarla ingin melihat
tanggapan orang-orang tentangnya, apa kesan mereka ketika melihat kepala
sekolah yang seperti ini. Hikaru yang melihatnya juga heran dengan kelakuan
orang ini. Mungkin kalau dia berkutu saat ini, dia akan memberontak dengan
aksinya.
“Selamat pagi semuanya” Sarla menyapa mereka dengan
gaya santainya.
“Selamat pagi-pak”
“Perkenalkan, Nama saya Salazar Sarlata Sinaga.
Panggilan saya Sarla. Saya adalah kepala sekolah baru di sini. Saya adalah
orang yang tidak suka dengan murid-murid yang munafik. Pencari muka, dan cari
perhatian. Saya di tunjuk oleh Menteri Pendidikan untuk menggantikan kepala
sekolah yang lama. Jika ada yang melanggar, dan berbohong kepada saya, saya
tidak akan memberikan ampun kepada kalian meskipun saya terlihat bodoh. Itulah
perkenalan singkat saya. Mohon kerja samanya”
Di belakang barisan, seorang remaja bergumam kepada
kawannya di barisan belakang.
“Apa ini Suzuran?”
“Bukan bro, Tokyo Revenger”
Setelah
perkenalan itu mereka membubarkan diri.
Salazar kemudian, balik arah sambil menatap wajah Hikaru sejenak dengan
rasa kesal. Hikaru bingung dengan wajah Sarla yang mendadak dingin. Memangnya
dia salah apa? Ia kemudian bersalaman dengan guru-guru di sana. Termasuk kepada
Hikaru juga akhirnya, tapi wajahnya tidak bersahabat sama sekali.
Komentar
Posting Komentar