CRAZY YOUNG HEADMASTER Prolog


 

Prolog:

Putusan hakim akan dimulai. Para hadirin dari berbagai kalangan muncul untuk menyaksikan siapa yang akan menang. Para wartawan datang untuk menyiarkan berita terhangat yang berlangsung selama dua hari. Televisi tak henti-henti menayangkan suatu kasus rumit, di mana ada salah satu tokoh publik yang menjadi korban sengketa salah satu mafia tanah terkemuka. Bukti-bukti sudah terkumpulkan dengan rapi, tertata diatas meja pengacara mereka masing-masing. Seorang pria dengan rambut terikat seperti karakter Rouronin Kensin, duduk dengan tatapan yang sangat serius. Dia adalah intel yang menangani kasus tersebut. Dua ibu jarinya ia putar berlawanan arah. Kakinya tidak bisa diam seperti orang yang sedang menari flamenco, karena perasaan telah gelisah. Ia seakan sedang menunggu undian kupon berhadiah.

“Berdasarkan putusan hakim, saudara Arip Kurniawan terbukti bersalah”

Pria memiliki rambut seperti tokoh anime tersebut bersorak-sorai dengan pendukung korban macam orang yang sudah merdeka. Ia hampir tidak bisa tidur akan kasus ini. Susah payah ia mengumpulkan bukti pada waktu itu, akhirnya terbayar sudah.  Pria itu bernama Salazar Sarlata Sinaga. Karena dia memiliki marga orang memanggilnya C-dragon, karena di antara anggota pparat kepolisian, ada yang mengidolakan boyband Big Bang. Ada juga yang memanggilnya dengan sebutan “Madara!!!” karena rambutnya sedikit runcing mirip anak E-mo tahun 2009. Semua orang memberikan selamat kepadanya.

Orang-orang bergantian memeluknya, karena dia hampir bolak-balik masuk rumah sakit demi membela korban. Korban dari kasus mafia tanah datang memberikan sesuatu untuknya.

“Terimakasih pak Sarlata. Saya merasa sangat berhutang kepada anda”

“Itu tugas saya sebagai seorang polisi. Saya harus menjadi polisi yang baik”

Beberapa tahun belakangan ini, citra polisi telah buruk dimata masyarakat. Bahkan mereka menyepelekan kehadiran polisi diantara mereka. Para penduduk sekarang lebih percaya dengan orang-orang berbaju loreng. Dari kasus inilah ia membuktikan bahwa polisi juga bisa mengayomi masyarakatnya, walaupun itu terasa tidak mudah.

Selesai kasus itu, para anggota polisi kemudian pergi ke suatu tempat. Sarla di bawa teman-teman ke sebuah restoran di depan kantor pengadilan. Mereka semua sudah menyewa tempat tersebut. Mereka semua keluar. Tapi … ada wartawan yang sudah menunggu didepan kantor kejaksaan. Kilatan kamera mulai menyambar mereka. Dengan terpaksa Sarla melayani wartawan tersebut. Ia harus memberitahukan kepada media massa tentang bagaimana hasil keputusan dari hakim.

“Pak, bagaimana putusan hakim sidang yang ke 12 ini?”

“Hasil putusan sidang sudah bulat bahwa saudara Arip Kurniawan dinyatakan bersalah”

Pertanyaan, demi pertanyaan ia ladeni. Kalau tidak, maka media massa bakal memunculkan berita yang penuh dengan asumsi. Wawancara dilakukan selama 7 menit. Setelah itu, ia pamit kepada wartawan bahwa ia akan pergi ke restoran tersebut.

Setelah ini, ia pasti akan mendapatkan kasus yang lebih berat. Sebenarnya firasat Sarla sudah mengatakan bahwa akan ada kasus yang berat. Masalah lain pasti akan datang.

 

 

 

 

 

Komentar