Ayat-Ayat Cinta (Cinta sejati dua wanita untuk 1 orang pria)

Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ayat-Ayat_Cinta_(film)

Sinopsis:

Fahri Abdullah, adalah seorang mahasiswa yang berkuliah di Al-Azhar, Kairo dan seorang pria yang dikenal dengan kebaikan dan kesantunannya, yang membuat wanita berharap besar ingin menjadi pendamping hidupnya. Ada Nurul dan Maria. Nurul ingin sekali menikah dengan Fahri, bahkan berharap pak De-nya mewujudkan keinginannya untuk dapat bersanding dengan Fahri.

Sementara Maria Girgist, gadis cantik yang selalu bersama Fahri, baik susah maupun senang, Fahri menganggapnya kalau Maria adalah gadis yang pintar, dan sahabat yang baik. Namun bagaimana dengan Maria? Maria menggap Fahri adalah pembius yang telah membuatnya goyah. Ada pancaran kasih sayang, yang membuat Maria ingin terus bersama Fahri. Ia mencintainya lebih dari sekedar sahabat. Dan rasa cinta itu besar, namun ia simpan rapi karena sadar akan status agamanya, sebagai penganut kristen koptik. Dia selalu mengirimkan uang, tapi menurunkan keranjang dengan memberikan kue, dan sebotol minuman kepada Fahri.

Fahri dikenal sebagai pria yang berkharisma, dan dia sangat bijak dalam mengambil keputusan. Dia sangat bersahaja sehingga banyak yang jatuh cinta padanya.

Pertemuannya dengan Aishah.

Suatu hari, Fahri sedang bersama teman-temannya dalam sebuah kereta. Tiba-tiba ada seorang fanatisme, yang sangat membenci negara Amerika, yang selalu melabeli Islam sebagai teroris. Padahal orang tersebut, hanya menumpang bersama ibunya. Namun tiba-tiba ada seorang wanita bercadar, yang belum diketahui membantu wanita dari paman Sam tersebut. Stigma Muslim, terhadap mereka semakin menjadi-jadi. Bahkan wanita bercadar itu hampir digampar.

Fahri yang melihat kejadian itu, langsung meredakan semua kejadian. Dia meminta untuk bersikap lembut kepada kaum kafir Zimmi.   Bahkan Fahri mengatakan, hal itu bertentangan dengan apa yang diajarkan Rasullulah. Kemarahan pria itu memuncak, sehingga ia menampar wajah Fahri, sampai terpental. Lalu pria itu kemudian lari, setelah berhasil diredakan. Dan kejadian itu, diam-diam wanita bercadar tersebut memandang Fahri, dengan penuh arti (kalau kata gue mah, cintanya jatuh di dalam kereta).

Lalu Fahri membawa kedua wanita itu, kesebuah restoran dan mereka makan bersama. Wanita Amerika Serikat tersebut, ingin tahu tentang Islam bagaimana. Dan ternyata tidak seseram yang dibayangkan. Lalu mereka pergi, dan disinilah terjadi interaksi dengan wanita bercadar itu. 

Mereka kemudian berkenalan dengan menggunakan bahasa Jerman. Dia memperkenalkan diri bernama Aishah. Fahri memperkenalkan dirinya, juga. Dan mata-mata bertemu mata, dan ia melihat wanita tersebut dengan tatapan yang tak biasa.

Wanita yang bernama Aishah, mencari tahu tentang seluk beluk Fahri. Diam-diam Aishah sudah jatuh cinta pada pandangan pertama, karena sikap Fahri.

Nauro.

Hari demi hari dilalui oleh Fahri. Ia melihat dibalik jendela, ada sebuah insiden yang menyeramkan, manakala ada seorang wanita yang dianiaya. Baldur, terkenal dengan sikap tempramennya, menampar seorang wanita muda tanpa ampun. Hal itu dilihat oleh Fahri, dan ia segera menelvon Maria. Ia meminta Maria, agar ia menyelamatkan wanita tersebut.

Maria keluar dari kediamannya, menuju dimana wanita itu berada. Setelah dipertemukan, wanita tersebut bernama Nauro.

Setelahnya mempertemukan Nauro dengan Nurul. Fahri mencari tahu keberadaan orangtua asli dari wanita ini. Rupanya Nauro adalah seorang anak terpandang yang hilang.

Dan Nauro kemudian dijaga oleh kedua orangtua yang asli.

Pernikahannya dengan Aishah.

Fahri kemudian berta'aruf mencari pendamping hidup. Ia diperkenalkan oleh Syekh, yang mengajarkannya Tahsin. Fahri selalu menerima banyak surah cinta dari para wanita. Dan ia disarankan untuk menikah agar tak menjadi fitnah.

Syekh kemudian mengundang Fahri ke rumahnya. Ia datang, dan mencoba untuk tenang sambil bertasbih. Fahri mengatakan kalau ia belum memiliki pekerjaan yang tetap. Bahkan ia belum tamat kuliah. Tapi ia menenangkan Fahri, kalau rezeki semuanya datang dari Allah. Lalu keluarlah seorang wanita, dan itu Aishah. Fahri kaget.

Dan Aishah diminta untuk membuka cadarnya dan ...masya Allah indahnya pemandangan surga dunia, Fahri menatap Aishah tanpa berkedip, dan ia menundukan kepalanya.

Fahri kemudian bahagia, dan memberitahukan kepada sahabatnya Syaiful, kalau ia telah menemukan jodohnya.

Ia tak lupa memberitahukan Maria, kalau ia sebentar lagi akan menikah. Tapi Maria dan ibunya pergi ketempat neneknya, yang berada dikota lain. Maria sempat ingin berpamitan pada Fahri, sambil menatap kosannya Fahri. Akan tetapi dia harus pergi bersama ibunya.

Beberapa saat kemudian, Aishah dan Fahri melangsungkan pernikahan, dan ia sah menjadi pasangan suami istri. Dan pernikahan itu membuat Nurul merasa hancur. Ia bahkan meratapi nasibnya, bahwa ia tak jadi menikah dengan Fahri,karena pamannya tak kunjung menghantar lamaran. 

Fahri begitu dimanjakan oleh Aishah. Dia memberikan kemewahan, yang tak pernah ia dapatkan. Mengingat Fahri bukan orang berada, namun tak masalah bagi Aishah. 

Disisi lain, Maria menanggung rindu yang amat dalam untuk Fahri. Ia selalu memikirkan Fahri dan tak sabar ingin kembali ke rumahnya. Beberapa minggu disana, akhirnya Maria dan ibunya pulang. Setelah pulang, ia melihat Syaiful. Sebab Fahri tak keluar dari kosannya. Maria memandang Syaiful dengan penuh tanda tanya, kemana dia? Syaiful mau tak mau memberitahukan, kalau Fahri sudah menikah dan itu membuat Maria hancur sejadi-jadinya.

Pasca Menikah.

Banyak wanita-wanita yang patah hati. Ia memperkenalkan istrinya, pada kawan-kawan sekoleganya. Nurul yang melihatnya iri sekaligus cemburu pada Aishah, saat ia mengupas kulit jeruk untuk Aishah.

Fahri tak lupa pula memperkenalkan Aishah pada Maria. Namun, Maria tak bergeming. 

Namun aku merasa kasihan dengan Maria, lantaran habis ini, dia sakit-sakitan dan berandai-andai menjadi Aishah, yang menutup aurat dengan sempurna. Cinta Maria terhalang oleh perbedaan keyakinan, yang membuatnya sulit menerima kenyataan, bahwa ia tak akan pernah memiliki Fahri.

Pernikahan yang tak berjalan mulus.

Awalnya biasa-biasa saja. Tapi konflik muncul saat Aishah memberikan laptop baru. Komputer Fahri ceritanya rusak. Nah, ia berharap suaminya bisa bekerja dengan begitu mudah. Namun, ia merasa kurang senang dengan apa yang ia dapat. Ia malah menyalahkan Aishah, kalau hal itu dilakukan tanpa persetujuannya. Banyak kenangan yang ada didalamnya, termasuk bersama Maria. Hal ini membuat Aishah cemburu. 

Lalu kemudian datanglah pamannya Nurul, yang ingin minta Fahri untuk Poligami. Tapi ia tak bisa. Selang beberapa waktu datanglah polisi yang menangkapnya, kalau ia adalah pelaku pemerkosaan.

Ia ditangkap karena mencabuli Nauro. Dan Nauro hamil anak Fahri. Fahri tak pernah melakukan hal tersebut. Ia kemudian dipenjara, dan disini Aishah berjuang demi kebebasan suaminya. Mulai mencari pengacara, bukti sampai dia pada akhirnya ia menikahkan Maria dengan Fahri, meskipun Fahri tak ingin karena saat ini Aishah satu-satunya dihati Fahri.  

Fahri dan Maria akhirnya menikah, dan Maria bersaksi atas apa yang terjadi pada Nauro dan suaminya. Kalau ia bukan pria seperti itu. Setelah itu Fahri bahagia menjalani hari dengan dua istrinya.

Saat ia memiliki dua istri, Fahri cenderung terbuka dengan Maria. Mungkin karena sudah temenan lama, dan itu membuat Aishah kembali pada pamannya. Fahri bingung akan situasi ini, dan ia bertanya sama Syaiful yang masih jomblo dan jodohnya masih OTW. Hingga ia dia pusing karena satu istri saja, dia gak punya. Namun, ia menyarankan kalau Fahri harus bersikap adil.

Maka saran dari temannya itu, ia menjemput Aishah dan membawanya pulang. Kini Aishah menjalani pernikahannya dengan ikhlas, bahkan ia mulai bersahabat dengan Maria. Aishah yang sedang hamil, berteman dan tertawa lepas bersama sahabat barunya dan suaminya.

Namun kebahagiaan itu tak berlangsung lama untuk Maria. Saat Aishah sedang olahraga, untuk kesehatan kandungannya. Ia mempersilahkan Maria untuk boleh memiliki anak dari Fahri. Ia tersenyum dengan apa yang dikatakan. Seketika, Aishah kontraksi dan dia dibawa ke rumah sakit. Sementara Maria, pingsan karena penyakitnya kambuh lagi. Dan sakitnya Maria semakin hari, semakin parah. Di akhir cerita, Maria meninggal dalam solatnya, hal itu membuat Fahri sedih karena ia kehilangan sahabat dan cinta kedua setelah Aishah.

PERBEDAAN DENGAN NOVEL.

1. Kalau dalam novel, pada akhirnya Nurul menikah dengan pria lain, dan Fahri aslinya jatuh pada Nurul.

2. Sebenarnya Fahri itu bucin akut dengan Aishah, bahkan ia menjalani hari dengan suka cita bersama istrinya tersebut. Tidak ada membahas soal Maria, atau marahan karena komputer diganti laptop.

3. Wanita Amerika serikat dalam novel ini, setelahnya masuk Islam. Wanita ini bernama Alicia.

4. Sebenarnya sehabis pernikahan antara dan Fahri, Maria itu posisinya benar-benar tak berdaya. Dan dalam mimpi, Maria sebenarnya belum bisa memasuki pintu karena ia belum di Islam-kan sepenuhnya. Makanya Maria membaca syahadat, setelah itu ia masuk surga.

5. Fakta mengejutkan, Maria pernah mencium bibir Fahri, saat pria tersebut dalam keadaan tak sadarkan diri. Ia melakukannya, karena ia tak tahan dengan perasaannya, serta terlebih lagi itu adalah ciuman pertamanya Maria.

6. Kalimat akhir, Maria ingin bercumbu dengan Fahri layaknya pasangan suami istri, tapi bukan didunia melainkan disurga. Dan tak ada dialog seperti ini:

Bantulah aku berwudhu. Aku masih mencium bau surga. Wanginya 
merasuk ke dalam sukma. Aku ingin masuk ke dalamnya. Di sana aku berjanji 
akan mempersiapkan segalanya dan menunggumu untuk bercinta. Memadu kasih 
dalam cahaya kesucian dan kerelaan Tuhan selama-lamanya. Suamiku, bantu aku 
berwudhu sekarang juga!” 
Aku menuruti keinginan Maria. Dengan sekuat tenaga aku membopong.


7. Tidak ada adegan Alicia menjenguk Maria. Dan memberitahu kalau terjemahan Maria telah diterbitkan.

8. Dalam Novel halaman 293, Maria berucap seperti ini:

Aku mendengar kau berkata bahwa kau mencintaiku, benarkah?” 
“Benar. Aku sangat mencintaimu,Maria?” 
“Kenapa kau pegang tanganku. Bukankah itu tidak boleh?”
“Boleh! Karena kau sudah jadi isteriku.” 
“Apa?” 
“Kau sudah jadi isteriku, jadi aku boleh memegang tanganmu?” 
“Siapa yang menikahkan kita?” 
“Ayahmu. Apa kau tidak mau jadi isteriku?” 
Mata Maria berkaca-kaca, “Itu impianku. Aku merasa kita tidak akan bisa 
menikah setelah kau menikah dengan Aisha. Terus bagaimana dengan Aisha?” 
“Dia yang mendorongku untuk menikahimu. Ini cincin yang ada di
tanganmu adalah pemberian Aisha. Anggaplah dia sebagai kakakmu.” 
“Aku tak menyangka Aisha akan semulia itu.” 
“Fahri, aku mau minta maaf. Saat kau sakit dulu aku pernah men...” 
“Aku sudah tahu semuanya. Tadi saat kau belum bangun aku sudah 
membalasnya.” 
Maria tersenyum. “Aku ingin kau mengulanginya lagi. Aku ingin 
merasakannya dalam keadaan sadar.” Pinta Maria dengan sorot mata berbinar. 
Aku memenuhi permintaannya. Seketika wajahnya kelihatan lebih bercahaya dan 
segar. 
“Maria.” 
“Ya.” 
“Berjanjilah kau akan mengembalikan semangat hidupmu.” 
“Setelah aku menemukan kembali cintaku maka dengan sendirinya aku 
menemukan kembali semangat hidupku. Saat ini, aku merasakan kebahagiaan

Dan bagian ini skip.

9. Dalam film, saat Aishah hendak menikahkan Maria dengan Fahri, dialognya seperti ini.
"Ada Muslimah dalam diri Maria. Dia butuh kamu, dan bayi ini butuh anaknya."

Namun dalam Novelnya dialognya seperti ini:

Aku yakin Maria seorang muslimah.” 
“Bagaimana kau bisa yakin begitu?”
“Dengan sekilas membaca diarynya. Jika dia bukan seorang muslimah dia 
tidak akan mencintaimu sedemikian kuatnya. Kalau pun belum menjadi muslimah 
secara lesan dan perbuatan, aku yakin fitrahnya dia itu muslimah.” 
“Aku tidak bisa berspekulasi isteriku. Aku tidak bisa melakukannya. 
Dalam interaksi sosial kita bisa toleran pada siapa saja, berbuat baik kepada siapa 
saja. Tapi untuk masalah keyakinan aku tidak bisa main-main. Aku tidak bisa 
menikah kecuali dengan perempuan yang bersaksi dan meyakini tiada Tuhan 
selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kalau untuk bertetangga, 
berteman, bermasyarakat aku bisa dengan siapa saja. Untuk berkeluarga tidak bisa 
Aisha. Tidak bisa!” 
“Suamiku aku sependapat denganmu. Sekarang menikahlah dengannya. 
Anggaplah ini ijtihad dakwah dalam posisi yang sangat sulit ini. Nanti kita akan 
berusaha bersama untuk membawa Maria ke pintu hidayah. Jika tidak bisa, 
semoga Allah masih memberikan satu pahala atas usaha kita. Tapi aku sangat 
yakin dia telah menjadi seorang muslimah. Jika tidak bagaimana mungkin dia 
mau menerjemahkan buku yang membela Islam yang kau berikan pada Alicia itu. 
Itu firasatku. Kumohon menikahlah dan selamatkan Maria. Bukankah dalam Al-
Qur’an disebutkan, Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang 
manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia 
seluruhnya.?” 
Aku diam tidak bisa bicara apa-apa. Aku tidak pernah membayangkan.

Fahri didalam novel tampak begitu tenang, ketika ia difitnah masuk penjara. Sementara dalam film, ia tampak sedikit putus asa kala ia menerima cobaan yang dia dapatkan.

Dan dalam novel, Aishah seperti berlapang dada, saat ia ingin menikahkan Fahri, dan ini juga demi anaknya. Tapi kalau dalam film, tampak begitu berat. 

Isi diary Maria, adalah pengakuan bahwa dia mencium Fahri saat Fahri dirawat dirumah sakit. Beda dengan versi film, buku diary Maria yang menceritakan betapa nestapa hidup Maria, saat Fahri menikah dengan orang lain.



Komentar