Barak militer untuk pelajar?
Menurut gue ini adalah langkah paling baik. Yang bilang harus minta izin ke DPR, wacana, ujung-ujungnya tidak jadi. Bacot jadinya.
Banyak yang kontra sama kegiatan ini. Terutama orang-orang petinggi DPR, yang belum-belum apa-apa, sudah menjudge terlebih dahulu. Bahkan berbagai macam alasan, karena tidak menghormati DPR dan ada gubernur dari provinsi lain malah mengusik. Itu gubernur, aslinya iri karena gak punya ide seperti itu. Dan membiarkan rakyatnya, lepas dari kedisiplinan.
Ada pula artis, yang mengatakan ketidaksetujuannya, KPAI dan yang lainnya mengatakan ini adalah pelanggaran ham. Anak nakal kalau nakal, apalagi sampai melanggar ketertiban, bakal melanggar ketertiban dunia aja sekalian. Gue gak peduli, entah nanti tulisan gue viral. Yang penting, gue bebas berpendapat.
Bagi gue, barak militer adalah jalan paling ampuh dalam mendidik anak-anak. Jadi TNI juga ada kerjaan. Mereka yanh sok-sok ngejudge, itu gak tahu impact dari kegiatan ini. Justru malah melahirkan sifat pancasilais, yang pada akhirnya tak hanya kelakuan anak bisa disiplin, namun bisa menumbuhkan sikap cinta tanah air, dengan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kenapa gue mengatakan ini bagus? Soalnya gue pernah ikut, dan waktu itu bukan gubernur, tapi disekolah masing-masing. Dari sini, diajarkan menumbuhkan namanya kebersamaan. Kalau salah, itu gue disuruh berenang dalam kubangan bareng teman-teman.
Mungkin acara militer disekolah gue, sama yang dijalankan pak Dedy Muliadi kali ya. Tapi memang itu seru banget loh. Bahkan guru-guru juga ikutan memantau. Kalau digue dulu, ditahun 2013, mereka disuruh teknik baris-berbaris ala militer. Terus, disuruh merayap. Jalan kodok sampai 10 kaki, sampai encok tu kaki.
Bahkan untuk kegiatan tersebut, gue masih ingat tentara yang ngajarin gue, ngajarin kita bagaimana kita merasakan menjadi masyarakat ploretariat, dalam sekala kecil. Misalnya kalau mau memenuhi protein bekal makan siang kita, gak boleh lauknya ayam. Saking ingin mengajarkan, kalau manusia itu sama.
Kita diajarkan untuk fokus dalam mendengarkan instruksi, kala itu. Juga kita diperkenalkan, bagaimana menumbuhkan rasa solidaritas yang gak biasa antar sesama. Kalau diadakan antar sekolah, atas instruksi pak KDM, lebih bagus lagi. Misalnya, kan barak militer untuk anak nakal. Coba diadakan juga, kalau perlu diwajibkan dalam jangka seminggu. Karena waktu itu, sekolah gue mengadakannya seminggu. Jadi tak hanya menumbuhkan sikap disiplin doang, tapi pancasilais, yang mana itu juga bisa membuat kita saling kenal satu sama lain, antar kelas.
Kita jadi cinta sama kebersihan. Dengan mencukur rambut lebih rapi. Rajin olahraga. Lebih hormat sama orangtua, punya tatakrama, dan kita gak perlu susah-susah buat jadi anggota paskibra, dengan berbagai macam tahap seleksi. Menumbuhkan sikap tanggung jawab. Ini beneran loh gue alamin sendiri.
Dulu, pas gue sekolah pemimpin perpeleton, harus bertanggung jawab atas barisannya. Siapa yang bolos, maka yang jadi korban adalah temannya. Dan apa yang terjadi? Orang yang bolos terpaksa mengaku karena dia berani kabur, karena yang terkorbankan adalah teman-teman. Dia dimusuhi, hingga akhirnya gak bakal bolos lagi.
Disini, kita diajarin makan harus baca doa. Bagaimana menyelesaikan masalah dalam kondisi darurat. Macam-macam deh. Dan apa yang terjadi? Teman-teman gue jadi malah ketagihan.
Apalagi kalau misalnya barak militer ini, ditambah dengan kegiatan jurit malam. Jalan ditengah hutan, hanya mengikuti tali,dan gak pakai senter jauh lebih keren lagi.
Manfaatnya banyak, karena gue sendiri ngerasain ditahun 2013. Dan jarang sekolah gue ada perpeloncoan, kaya tawuran, itu gak ada. Yang ada hanya mungkin misalnya, sekedar razia, yang pada saat itu ketahuan makan dikantin pas jam masuk.
Paling bahaya, kalau misalnya ada peserta yang misalnya jurit malam ngerokok. Itu sama tentaranya, disuruh ngabisin satu kotak, yang mengakibatkan colapse. Dulu, ditahun 2014. Kegiatan disekolah gue ini, namanya LDDK. Waktu pas selesai acara jurit malam, ada yang merokok. Nah, dia tepar dalam dalam keadaan mulut berbusa. Gue ingat kejadian itu, dan membuat gue cemas. Tapi guru-guru bilang udah tinggalin aja. Dia benar-benar sekarat kala itu. Ternyata ada yang bilang, dia itu kaya dihukum habisin satu kotak rokok, yang menyebabkan dia hampir colapse. Namun setelah itu, dia gak ngerokok lagi coy. Benar-benar gak melakukan hal itu.
Buat yang bilang melanggar HAM. Lu salah. Peraturan, yang dibuat sama bapak KDM ini, menurut gue adalah jalan terbaik. Paling baik malahan. Mengurus anak murid yang bandel, itu susahnya minta ampun. Apalagi kenakalannya diluar batas. Kemarin, ada gue baca berita katanya kurangnya kasih sayang orangtua.
Oke. Anggaplah itu benar. Namun, kalau gue baca beritanya. Yang dikirim malah yang dapat perhatian lebih dari orantuanya, tapi ngelawan.
Gue berharap, kegiatan ini jangan dihentikan. Jadikan sistem yang wajib deh bagi pemerintah, dan menteri pendidikan, agar generasi Z sama Alpha, itu lebih terarah dan maju. Gak kaya sistem pendidikan kemarin, yang menurut gue gagal sih menciptakan generasi cerdas bermartabat. Malah bikin murid semakin kurang ajar jadinya.
Komentar
Posting Komentar